Shuttle sudah terisi penuh, menyisakan satu seat dekat pintu untuk gue. Sambil masuk dan duduk, gue menyapa seisi shuttle.
Percakapan ramah khas orang-orang yang saling berkenalan pun mengalir hangat seiring dengan laju shuttle ke arah resort.
Kami yang awalnya asing karena berasal dari kota berbeda dan baru bertemu pagi itu, menjadi cepat akrab ketika mulai saling bertanya tentang tujuan kami ikut retreat.
Tidak banyak penduduk shuttle yang secara gamblang mengungkapkan alasannya ikut retreat. Mungkin karena itu adalah retreat pertama kami. So, we didn’t even know what to expect.
Namun di antara kami ada sepasang suami istri yang kali itu datang untuk retreat ketiga mereka. Mereka ga secara langsung sih bilang apa tujuannya. Tapi dari cara mereka menjawab, they seemed to be “pro players”.