Tema di hari keempat ini, yaitu “pencapaian tertinggi dalam hidupmu”, memanggil kembali ingatanku beberapa tahun lalu saat menulis essay dengan tema serupa. Judulnya “Sukses terbesar dalam hidupku”, sebagai salah satu syarat untuk mengikuti seleksi beasiswa pascasarjana dari LPDP (Lembaga Pengelola Dana Keuangan), Kementerian Keuangan. Dua kali mendaftar di dua tahun berturut-turut, tapi ternyata belum ada rejekiku di sana.
Sebagai fresh graduated saat itu, yang kuanggap sukses terbesar adalah ketika berhasil lulus sebagai sarjana pertama di keluarga inti dengan beasiswa penuh. Aku terlahir di keluarga yang berpisah, sejak umur tiga tahun aku tinggal bersama nenek-kakek dari pihak ayah. Sebelumnya gak ada rencana untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Setelah lulus SMA maunya langsung kerja aja karena sudah merasa berat duluan memikirkan biayanya. Tapi kemudian beberapa guru di SMA memotivasiku untuk mencoba daftar kuliah dengan beasiswa agar potensi yang kumiliki bisa lebih berkembang. Alhamdulillah aku berhasil mendapat beasiswa Bidik Misi dari pemerintah, dengan fasilitas kuliah gratis dan mendapat uang saku sampai lulus S1 selama empat tahun.
Tapi saat ini aku merasa pencapaian tertinggiku berubah, dan akan terus berubah. Pencapaian itu hanyalah anak tangga untuk meraih kesuksesan terbesar selanjutnya…
Pencapaian seperti apakah? Silakan baca selengkapnya di blog-ku ya..