Apa arti uang bagimu? Begitu tanya seorang murid gue suatu hari. Cukup kaget gue menerima pertanyaan itu. I really didn’t see it coming. Very bold and straightforward.
Saat itu kami sedang ada kelas percakapan. Masing-masing dari kami harus memberikan pertanyaan pada satu sama lain dan menjawabnya.
Murid gue ini anak remaja. Ia baru sekitar dua bulan belajar bareng gue. Kami belum saling mengenal lebih dekat karena lebih banyak diskusi tentang pelajaran. Jadi gue pikir kelas percakapan memberi kami kesempatan untuk mengenal lebih jauh.
Gue pun memulainya sebagai contoh agar nanti ia juga berlatih membuat pertanyaan yang berbobot. Jadi bukan hanya menggugurkan tugas dengan asal bertanya.
Gue ga ingat apa pertanyaan gue, tapi gue ingat respon murid gue. Dengan lugas ia menjawab bahwa ia ingin memiliki banyak uang. Ia ingin membangun perusahaan besar. Well, dua kalimat ini saja yang paling gue ingat. Sisanya gue lebih ingat bahasa tubuh dan perubahan raut wajahnya.
Ia begitu menggebu-gebu, bersemangat dan bergairah saat menceritakan impiannya itu. And oh, to put it into context (in case you need it), ia anak keluarga sultan.
Jawaban ingin kaya, ingin punya banyak uang ini seperti template yang masal digunakan. Terlalu sering gue mendengar hal ini entah dari murid atau dari orang lain. Tapi yang matanya memancarkan darah muda membara saat menceritakannya, ya baru dia ini.
APA ARTI UANG BAGI GUE?
Saat gilirannya tiba, dia berpikir kurang dari sepuluh detik sebelum melemparkan pertanyaannya ke gue. Jadi memang gue kaget bukan hanya karena pertanyaanya yang cukup tajam tapi juga karena begitu cepatnya pertanyaan itu dilontarkan.