Saat ini kita hidup dalam sistem sosial yang inklusif, tantangan umat islam jelas berbeda. Simbol-simbol eksistensi belaka tak akan sanggup menuntaskan tantangan di bidang sosial, ekonomi, teknologi, penegakan supremasi hukum untuk keadilan sosial dan lain-lain. Kita butuh muslim yang berpikir bukan muslim yang gagah pamer simbol tetapi tumpul di kedalaman.
Agama tumbuh di diri anak-anak dengan kegembiraan. Anak-anak tak pernah menanyakan latar belakang etnis atau agama keluarga teman mereka. Anak-anak adalah jiwa suci yang tak memiliki rasa curiga. Anak-anak mau berteman dengan siapa saja. Anak-anak terkadang berkelahi dan marah tetapi akan memaafkan kesalahan tanpa menyimpan dendam.
Islam berkembang melalui perilaku-perilaku yang baik bukan perilaku kasar.