Perbedaan seharusnya tidak hanya kita terima sebagai suatu kewajaran. Lebih dari itu, perbedaan seharusnya kita rayakan. Sulit dibayangkan bila perbedaan tak diberi ruang hingga semua manusia diharuskan seragam baik dalam berpikir maupun berpendapat. Bisa dipastikan hidup akan jumud, mandek. Tak akan ada perkembangan ilmu apalagi penemuan teknologi dan sudah barang tentu mustahil ada yang berhasil meraih kearifan.
Dalam beragama saja tak bisa dibayangkan jika dari zaman nabi hingga sekarang hanya ada satu pendapat yang dianut dan tak boleh berubah. Barangkali hanya segelintir orang yang bisa membaca Al-Qur’an. Penulisan Al-Qur’an pada masa itu tanpa titik dan harakah (tanda baca) dan baru pada masa Dinasti Umayyah atas usulan Abul Aswad Ad-Duali, Al-Qur’an dituliskan seperti sekarang. Belum lagi masalah fiqih betapa sulitnya kita menjalankan syariat pada zaman yang sudah juah berbeda dari zaman nabi.