Menyuarakan sikap melalui berbagai media sah-sah saja. Namun, sebaiknya pikirkan dulu baik-baik agar tidak menyakiti orang lain. Bisa jadi pula sikap kita mendemotivasi seseorang.
“Siapa pun ‘kan bebas berpendapat. Ya kalau ada yang baper itu sih urusan mereka.” Mungkin kalimat itu akan terluncur dari bibir kita kala ada yang mengingatkan. Tidak ada yang salah, karena memang kita tidak bisa mengontrol perasaan orang lain. Lagi pula kita tidak bisa membuat semua orang senang.
Namun, mungkin akan lebih bijak jika pendapat dan sikap disuarakan tidak sambil menyentil orang lain. Ketimbang mendemotivasi, lebih baik sikap kita bisa memotivasi orang. Bisa berpeluang dapat pahala lho. Nah, kata-kata yang memotivasi itu pasti tidak akan menyudutkan.
Langit tidak perlu menunjukkan dirinya tinggi. Tidak elok juga rasanya “meminta” pengakuan kehebatan kita dengan menyudutkan orang lain. Padahal sikap orang lain itu sama sekali tidak menyalahi norma, etika, juga ajaran agama. Masih perlukah jadi “si paling hebat” karena punya sikap tertentu yang disuarakan dengan lantang?