Kota yang dijuluki De Kleine Switzerland (Swiss Kecil di Pulau Jawa) ini seolah tidak pernah habis pesona dan daya tariknya. Sejak dinobatkan sebagai kota wisata beberapa tahun silam, Batu terus berusaha mengembangkan potensi daerahnya dalam rangka menghadirkan obyek tujuan pariwisata yang menarik dan bisa dinikmati berbagai kalangan. Tidak sedikit destinasi wisata kota ini yang sudah kondang, baik di dalam negeri maupun manca negara. Sebut saja Museum Angkut, Museum Satwa dan Dino Park, yang digadang-gadang termasuk dalam daftar museum terbesar di Asia bahkan dunia. Ada juga Eco Green Park, Batu Secret Zoo, Jawa Timur Park 1 serta Predator Fun Park yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi bersama keluarga. Serta masih banyak lagi tempat-tempat wisata yang patut dieksplorasi ketika berkunjung ke kota ini. Hawanya yang dingin, sejuk segar memang menjadi magnet tersendiri bagi kota yang juga dijuluki sebagai Kota Apel ini. Tercatat suhu udara rata-rata di daerah ini berkisar antara 11-20 derajat Celsius. Tidak heran jika kota ini sering dijadikan tujuan pelarian oleh wisawatan domestik maupun asing untuk menghabiskan waktu liburan, jauh dari ingar-bingar kota metropolitan. Penduduk asli kota ini pasti sudah sangat hafal kondisi lalu lintas yang macet setiap akhir pekan atau waktu libur panjang. Akses menuju tempat-tempat wisata pasti dipadati oleh kendaraan-kendaraan berplat nomor luar daerah.
Menariknya, Kota Wisata Batu ini sering disalah pahami sebagai salah satu wilayah administratif dari Kabupaten Malang atau Kota Malang. Padahal sejak tahun 2001 Batu secara resmi berdiri sendiri, tidak lagi menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten Malang. Memang benar, Batu masih bagian dari wilayah Malang Raya, bersama Kabupaten Malang dan Kota Malang. Tetapi secara administratif dan pemerintahan ketiganya merupakan wilayah yang berbeda. Saya sebagai warga asli Batu kadang merasa jera jika Batu disebut-sebut atau disama-samakan dengan Malang.
Di usia yang masih terbilang muda, hampir 20 tahun, Batu tidak pernah berhenti berbenah. Khususnya pembangunan sektor pariwisata yang semakin pesat. Di kota ini selalu ada tempat wisata baru yang patut dijelajahi. Baru-baru ini, warga Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, menggagas berdirinya Bring Rahardjo. Sebuah pasar wisata ramah lingkungan yang menyuguhkan sajian kuliner tradisional khas daerah. Letaknya di RT 2 RW 7 Dusun Jeding, sekitar 9 kilometer dari balaikota Among Tani Batu. Berada di tengah rerimbunan pohon bambu yang menjulang tinggi, pasar ini semula hanyalah tempat pembuangan sampah warga. Seperti dilansir dalam harian Surya Malang (Desember, 2019), pasar yang diresmikan pada 15 Desember 2019 ini adalah hasil olah pikir dan kerja keras warga setempat yang peduli dan ingin mengubah lingkungan kumuh menjadi lebih produktif dan bermanfaat.