Gue tinggal di sebuah four-bedroom apartment. Tapi kebetulan hanya ada tiga penghuni, gue dan dua orang cewek. Mari kita panggil mereka Tania dan Panda. Kami bertiga berasal dari tiga negara berbeda di dua benua.
Tania dan Panda memilih sisi sebelah selatan dengan kamar yang bersebelahan sehingga mereka berbagi kamar mandi. Jadi gue menempati sisi utara sendiri. Awalnya sih gue netthink mengira menjadi outcast. Tapi ternyata tidak.
Di hari pertama kami tinggal di sana, Tania mengeluh pada gue. Ia yang bangun lebih siang dari Panda mendapati kamar mandi yang kemarin nampak bersih menjadi begitu kotor, kumuh, dan banyak rambut berserakan di lantai dan bathtub. Ia merasa heran bagaimana bisa seseorang meninggalkan begitu banyak sampahnya pada shared bathroom. Jadilah ia mengajak gue pergi ke supermarket sepulang kuliah. Ia perlu membeli produk pembersih kamar mandi.
Di supermarket, gue amazed melihat Tania memasukkan begitu banyak barang di trolinya. I mean… kami naik city bus. Bukankah sangat berat dan merepotkan diri sendiri untuk membawa belanjaan sebanyak itu baik dari batas akhir troli di supermarket menuju halte bus maupun dari halte bus menuju gedung apartemen kami nanti? Ah, mungkin Tania sudah biasa or she has a system for that yang mungkin bisa menjadi ide buat gue juga.