Saat mendengar anak-anak saya mengajukan cita-cita yang tidak biasa, saya sudah bertekad bahwa saya akan menjadi orang pertama yang mendukung mereka. Apa pun itu.
Bahkan saat ingin menjadi kaktus, saya pun tetap mendukung. Berkatnya, saya tetap terpana dengan alasan yang keluar dari mulut mungilnya. “Kaktus itu kuat, bisa hidup di padang pasir.” See, alasan inilah yang menjadi cita-cita anak sesungguhnya. Hanya belum tahu saja profesi apa yang cocok untuk itu.
Nah, dari pada fokus dengan anti mainstream-nya, lebih baik orang tua melakukan beberapa tips berikut agar anak tidak berkecil hati dengan respon yang kemungkinan akan dia dengar dari sekitar.
Soalnya, pertanyaan cita-cita ini nyaris sama seringnya didengar oleh anak, dengan pertanyaan kapan nikah bagi yang masih single.
1. Jangan Dipatahkan
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, mematahkan pilihan anak, akan menimbulkan dampak buruk baginya. Seaneh apa pun pilihan anak untuk jawaban dari pertanyaan cita-cita yang diajukan orang dewasa, jangan sampai mengatakannya terus terang. Tapi biarkanlah anak bereksplorasi sesuai perkembangannya.
Bila ada orang lain yang menyepelkan atau mengatakan dengan gamblang bahwa cita-cita anak kita bukanlah sesuatu yang pantas untuk dicita-citakan, orang tua sebaiknya langsung pasang badan. Dukung anak dan segera alihkan ke pembicaraan lain. Bagaimanapun, ini juga berisiko menurunkan kepercayaan diri anak karena pilihannya dianggap salah. Padahal tidak ada yang salah.
Baca kelanjutannya di blog yaaa
Baca Selengkapnya
Visit Blog