Halo semuanya, ini pertama kalinya aku menulis di laman blog ini. Jujur alasan yang paling kuat kalau di tanya “Kenapa nulis cerita di laman blog?” Karena aku sudah nggak tahu lagi harus berbagi cerita ke siapa. Semoga tulisan ini bisa diambil sisi hikmahnya dan bisa menginspirasi bagi yang merasakan hal yang sama.
Gagal menikah. Ya, judul yang nggak salah kamu baca.
Sebelumnya, ini adalah pengalaman pribadiku. Aku nggak tahu mungkin bagi sebagian orang gagal menikah adalah ketika kamu dan pasangan sudah menyiapkan segala hal untuk pernikahan. Seperti baju pengantin, hari pernikahan, undangan yang sudah selesai di buat dan lain sebagainya. Tapi di ceritaku, aku gagal menikah baru disaat aku dan pasanganku sudah saling mengenalkan diri ke keluarga besar kami. That’s it. Selama 2 tahun kami menjalin hubungan, rasanya hal tersulit di hubungan kami adalah mengenalkan diri kami ke keluarga besar kami. Hal itu dikarenakan kami yang berbeda agama. Terlebih di keluarga besarku belum ada sanak-saudara yang menikah dengan orang yang berbeda agamanya.
Di awal perkenalan kami, aku sudah mengatakan kepadanya bahwa “aku tidak akan mau menikah dengannya jika kami berbeda agama, kedua aku tidak mungkin untuk meninggalkan agamaku, ketiga jika kedua itu ia tidak bisa menyanggupi maka hubungan kami tidak akan bisa dilanjut”, kataku.
Namun, berulang kali ia meyakinkan aku kalau ia akan ikut agamaku. Aku mencoba membuka hatiku untuknya saat mendengar kalimat itu. Itu awal permulaan dimana perasaanku, pikiranku, dan egoku saling bersautan. Rasanya sangat tidak mudah menjalin hubungan yang complicated di usiaku yang saat itu baru menginjak 19 tahun. Pasanganku saat itu sudah 24 tahun. Usia kita berjarak 5 tahun.
