fbpx

Hanya sebatas itu…

31 December, 2023
Awal pertama aku bertemu dengan mu merupakan kisah yang tak pernah terbayangkan sama sekali. Diriku terlalu larut mencintai dalam kesendirian, kekosongan, dan keheningan tanpa seorang dia. Entah kenapa sesuatu yang tak pernah ku selipkan dalam doa tiba-tiba muncul begitu saja. Terlintas pertanyaan di kepala ku. Apa maksud dari semua ini?. Pernah kah aku berharap akan dipertemukan dengan dia?. Bisakah dia mengisi kekosongan jiwa ku ini?.
 
Dia yang mengajak bertemu tepat di hari ulang tahun ku. Aku pun menyetujui nya dengan senang hati, memikirkan kejutan apa yang akan ku dapatkan di malam ini. Dia menjemput ku dengan kereta nya. Ku sapa duluan dengan senyuman. Aku duduk hati-hati di belakang dia tanpa terhalang jarak sedikit pun darinya. Kereta mulai mengikuti jejak arus jalanan di muka bumi.
 
Rumahku semakin terlihat jauh, lama-kelamaan menjadi hilang tak kasat mata. Angin sepoi-sepoi menyapa indahnya gelap nya malam. Sungguh, sampai masuk ke seluruh pori-pori tubuhku. Semakin ku eratkan kedua tangan ku memeluk tubuhnya. Mencari sesuatu yang bernama kehangatan.
 
Keras. Ku raba-raba bagian tubuhnya dengan tangan ku. Namun, aku malah semakin menyukai pelukan ini. Aku takut jika aku harus kehilangan pelukan ini. Pelukan yang selalu aku incar setiap malam. Hanya pelukan dia yang bisa membuat ku mimpi dengan indah. Itu sebabnya aku tidak bisa tidur dengan nyenyak jika kehilangan dia.
 
Apa yang harus ku lakukan?. Aku tidak tau bagaimana caranya untuk hilangkan perasaan ini?. Perasaan ini semakin membuat ku larut tenggelam di alam pikiran ku.
 
Aku bingung, stress, karena memikirkan solusi untuk semua ini. Solusi nya hanya satu, membawa nya ikut kemana pun aku pergi. Hanya ini solusi yang paling manjur untuk ku lakuin. Tapi, aku malu jika orang-orang melihat nya. Bagaimana ini?. Apa aku harus membungkus nya menjadi lebih kecil?. Ku remuk-remuk dulu badan nya agar tidak besar lagi. Aku tidak tega untuk melakukan itu semua. Kasian dia. Pasti dia merasa kesakitan jika aku menjalankan cara tersebut.
 
“Sayang!!!” Aku tersentak dari lamunanku. Ku lihat di sekeliling dimana keberadaan ku sekarang.
 
Entah kapan kami udah tiba di tempat tujuan kami. Dari tadi aku sibuk berdebat melawan pikiran ku. Terdengar dia mematikan kunci kereta. Aku langsung turun dari kereta sambil menunggu ia meletakkan kereta di parkiran. Setelah ia selesai memakirkan kereta, ia menggandeng tangan ku untuk berjalan di samping nya.
 
Ku ikuti langkah kaki nya menapak. Tangan nya kedinginan. Mungkin karena malam ini memang suasana nya sangat dingin. Kami mulai masuk ke dalam sebuah restoran yang sangat minimalis. Mata ku menatap lurus ke arah meja yang berada di pojok.
 
Disana sudah ada beberapa orang yang sedang menunggu kedatangan kami. Dia memperkenalkan aku dengan para sahabat nya. Ku terima uluran tangan mereka satu persatu.
 
Beberapa menit kemudian seorang cewek menghampiri kami dengan bawa kue di tangan nya. Cewek itu berdiri tepat di depan ku sambil tersenyum. Lalu ku balas juga dengan senyuman. Aku berbisik di hati, apa itu kue ulang tahun ku?. Aku bahagia ternyata dia (pacarku) menyiapkan kejutan ini.
 
“Selamat ulang tahun sayang” ucap cewek itu menyodorkan kue kepada pacarku.
 
“Terima kasih sayang” balas pacarku sambil mencium kening cewek tersebut.
 
“Apa maksud nya ini?” Ujar ku dalam hati.
 
Otak ku ngeblank melihat kejadian ini. Dia si cewek itu memanggil pacarku dengan sebutan sayang. Apa aku salah dengar?. Gak mungkin aku salah dengar. Jelas-jelas aku melihat dengan mata kepala ku sendiri. Cowok ku mencium kening cewek itu di depan ku. Apakah ini mimpi?. Tolong siapapun bangunkan aku jika ini mimpi?. Aku gak sanggup melihat ini.
 
“Hey ngapain bengong yok makan kue” cowok ku menepuk bahu ku. Eh ralat dia cowok orang. Ini bukan mimpi, jadi ini nyata. Aku pura-pura tersenyum agar mereka gak tau bahwa aku barusan aja nangis.
 
“Ini teman aku yang selalu aku ceritain sama kamu sayang” kata cowok itu.
 
Apa?. Teman?. Jadi selama ini dia cuma anggap aku sebagai teman. Aaahhhhh aku terlalu berharap yang tidak-tidak. Kenapa aku berpikir terlalu jauh?. Kenangan yang telah terjadi bersama dia berputar kembali di otakku. Semua hal-hal romantis yang dia berikan untuk ku ternyata aku salah mengartikan nya.
 
Bodoh?. Aku memang bodoh. Aku telah membuang banyak waktu ku hanya untuk dia.
 
“Kamu kenapa?. Kok nangis?” Tanya cewek itu.
 
Tanpa ku sadari rupanya butiran bening telah turun di pelupuk mataku. Hiks hiks hiks aku gak bisa menahan nya lagi. Hatiku sakit menerima kenyataan ini. Mata mereka semua fokus memandang ku. Aku hanya berikan jawaban bahwa aku tidak apa-apa. Aku hanya bahagia melihat mereka berdua sangat cocok. Jelas itu aku jawab dengan berbohong.
 
Aku merasakan tubuhku bergetar tak karuan. Apa yang terjadi dengan diriku?. Aku tidak bisa berlama-lama disini. Aku harus pergi meninggalkan tempat ini. Pergi sejauh-jauh nya dari dia yang ku harapkan. Aku bangun mengambil tas selempang yang ku bawa. Tatapan mereka masih tertuju pada muka ku. Biarlah mereka menganggap aku orang yang aneh.
 
Ku ayunkan langkah kaki kanan dan kiri sesuai porsi masing-masing. Terdengar suara cowok itu memanggil namaku ribuan kali. Dia ingin mengejar ku namun, suara pacarnya menghentikan langkah kaki nya.
 
Sama sekali tidak aku pedulikan. Aku tidak ingin orang lain melihat diriku yang rapuh seperti sekarang. Biarlah semesta alam saja yang menyaksikan nya. Kini kakiku menapak di jalanan yang kosong. Ditemani oleh ribuan suara kecil yang berhasil masuk ke dalam gendang telinga ku. Langit pun menemani ku untuk menangis bersama-sama. 
 
Aku luruh dijalanan ini, bersimpuh lutut menengadah kepala pemilik semesta dunia. Aku berteriak, sambil ku usap tetesan hujan yang menutupi wajahku. Tuhan kenapa aku yang harus di posisi ini?. Apa salah ku Tuhan?.
 
“Bangun, heii bangun” suara ini persis seperti suara mamaku. Kenapa mamaku bisa datang kesini?.
 
Tepukan-tepukan itu menyadarkan ku dari alam mimpi. Kubuka kedua bola mata ini, pemandangan pertama yang ku lihat ialah mamaku berdiri disamping ranjang tidur ku.
 
“Kenapa cium-cium guling?. Pakek nangis lagi?. Tanya mama.
 
Bukan nya menjawab aku malah memikirkan kejadian tadi. Jadi, itu semua hanyalah sebatas mimpi dan yang ku peluk adalah guling. Astaga pakek nangis segala. Sungguh ini mimpi yang meresahkan. Ku lihat bantal guling ku penuh dengan bekas air mata.
 
Cerita ini ku tulis sebagai pengingat untuk diri ini, yang masih terus belajar untuk menjadi lebih baik dari hari kemarin. Khusus nya juga untuk para jomblo jangan mudah baperan dengan untaian kata-kata manis dari lelaki. Yok para jomblo semangat. Jomblo tuh prinsip bukan nasib.
Baca Selengkapnya
Previous Post:

Mendadak Marathon!

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
yusra aunina
Tidak ada informasi member

Halo, !

Categories

More than 3500 female bloggers registered

PT. PEREMPUAN DIGITAL INDONESIA
Cyber 2 Tower 11TH Floor JL HR Rasuna Said Jakarta Selatan

calendar-full
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram