fbpx

Ibu, Aku juga Seorang Ibu

14 April, 2023

Adakah di antara kamu yang diremehkan oleh ibu dalam memberikan pengasuhan pada anak? Entah itu ibu kandung atau ibu mertua? Jangan berkecil hati, ya. Aku juga merasakannya. Sakit memang, tapi kita harus hadapi. Tetap menjadi waras, open minded, dan selalu belajar.

Untuk kamu yang habis melahirkan atau sedang membesarkan anak, mendapat berbagai kritikan dari orang sekitar termasuk orang terdekat itu memang tidak mudah, tapi percayalah ada hikmah yang bisa diambil agar anak cucu tidak merasakan apa yang kita rasakan.

Pasca Bersalin

Saya pikir setelah pulang dari rumah sakit, akan istirahat dan tidur dengan nyaman. Nyatanya tidak. Saya kedatangan ibu mertua yang pada akhirnya mengkritik karena tidak segera memberi susu formula pada bayi karena ASI belum keluar.

Saya dikritik habis-habisan. Ibu saya yang sebelumnya sepakat dengan saya tidak akan memberi susu formula sampai tiga hari ikut mengkritik. Tidak ada yag membela saya termasuk suami. Akhirnya bayi saya yang baru berusia 22 jam diberikan susu formula tanpa persetujuan saya. Kecewa sudah pasti. Kesal rasanya menghadapi orang rumah yang tidak mengerti keadaan saya.

Mertua saya juga memberi saran-saran yang tidak masuk akal. Saya diminta tidur setengah duduk dengan alasan agar mata tidak rabun. Masalahnya setelah melahirkan saya cidera bagian tulang ekor. Sakitnya luar biasa kalau harus duduk apalagi tidur setengah duduk. Ibu saya bukannya mendengarkan saya, malah ikut-ikutan.

Lebih parahnya lagi. Ibu bilang pada saya, “Nggak usah percaya sama dokter atau bidan. Mereka itu Cuma ngerjain tugas, nggak tahu apa-apa.” Sakit rasanya mendengar ucapan ibu. Saya kan lulusan kebidanan, bagaimana bisa ibu bilang begitu?

Selama Masa Nifas

Tak hanya setelah bersalin, selama masa nifas saya merasakan tekanan batin yang luar biasa. Apa pun keputusan saya untuk bayi dikritik. Saat saya tidak menyetujui penggunaan bedong, saya malah disalahkan karena akan membuat kaki bayi tidak lurus. Akhirnya setiap selesai mandi,  bayi saya di bedong.

Saya juga tidak menyetujui penggunaan gurita. Malah disalahkan lagi karena akan membuat badan bayi melar ketika tumbuh. Akhirnya saya yang tidak membeli gurita, dibelikan gurita untuk dipakai bayi saya.

Tidak sampai di situ, selama nifas saya hamper setiap hari bertengkar dengan ibu hanya karena saya yang tidak menurut. Padahal sudah saya jelaskan kalau semua itu mitos, tidak ada kebenarannya. Saya malah diceramahi berhari-hari. Katanya, “Orang Jawa ojo lali Jawane.”

Saya merasa sakit hati, kecewa, kesal. Hari-hari saya habiskan dengan menangis karena taka da seorang pun yang memahami saya. Saat itu keinginan saya hanya satu, ingin keluar rumah atau punya rumah sendiri. Asal saya bisa tenang dan tidak diganggu. Karena bukan hanya ibu dan mertua saya yang mengkritik, tetangga banyak memberi saran nyeleneh.

Selama Menstimulasi Bayi

Saat saya menstimulasi bayi untuk bisa tengkurap, saya pun dikritik oleh mertua. Bayi nggak usah ditengkurapin, katanya bisa buat ususnya ngambang. Kan makin aneh kritikannya. Saya tak habis pikir dengan mertua saya yang kolot ini.

Alhasil, suami saya ikut-ikutan. Bukannya mendukung saya menstimulasi bayi, malah ikut menyarankan saya seperti ibunya. Kecewa pasti. Suami yang diharapkan selalu mendukung istri malah berpikiran sempit.

Pesan untuk Ibu

Ibu, aku tahu engkau lebih dulu melahirkan dan membesarkanku. Aku tahu engkau telah lebih dulu memiliki banyak pengalaman dalam mengasuh anak. Namun, aku juga seorang ibu yang baru saja melahirkan anakku.

Dunia kita jelas berbeda. Dunia ibu masih dipenuhi dengan mitos. Sementara duniaku sudah berkembang dengan ilmu dan pengetahuan ilmiah. Ada banyak perubahan yang mungkin tidak ibu ketahui. Jadi, biarkan aku mengasuh dan mendidik anakku dengan caraku. Aku tahu yang terbaik untuk anakku. Sama seperti halnya ibu yang ingin terbaik untuk anak dan cucu, aku pun demikian.

Kesimpulan

Kritikan dari orang terdekat dan sekitar bukan menjadi halangan untuk kita mengasuh anak. Tetap waras meskipun di sekitar kita penuh dengan kritikan. Jangan jadikan kritikan sebagai bahan untuk kita menyerah. Tetaplah memberi pengasuhan pada anak sebaik dan semaksimal mungkin. Jika bukan kita yang memutus rantai, siapa lagi? Kita punya kesempatan untuk mendidik anak sendiri setiap ada celah. Teruslah beri pemahaman pada mereka yang minim pengetahuan.

Baca Selengkapnya
Next Post:

SHINZUI UME PERFUME

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Diyah Ayu Nur Halimah
Penulis-Content Creator

Halo, !

Categories

More than 3500 female bloggers registered

PT. PEREMPUAN DIGITAL INDONESIA
Cyber 2 Tower 11TH Floor JL HR Rasuna Said Jakarta Selatan

calendar-full
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram