“Bun, kaos kakiku mana?” tanya Ayah, yang tangannya sibuk merogoh lemari.
“Bun, topi dan dasiku kemana?” tanya si anak sulung.
Bersamaan dengan lontaran pertanyaan tadi, bunyi spatula bertemu wajan terdengar, memicu adrenalin seorang ibu untuk menggerakkan tubuh dengan cepat. Sementara di sudut meja, sepiring nasi dengan telur dadar yang baru satu suap masuk ke mulut, teronggok selama satu jam seolah terlupakan begitu saja. Begitulah hari-hari seorang ibu rumah tangga, penuh tantangan multitasking yang seringkali tak kenal jeda. Terbesit dalam benakku, jika saja seorang ibu memiliki satu penyelamat, maka kira-kira apakah yang akan ibu rumah tangga pilih? Mungkinkah penyelamatnya yang dipilih bisa menyelamatkan satu rumah?