Fenomena ramai penjual jajanan gorengan ini memang sangat beralasan, karena ternyata kebiasaan orang-orang di Surabaya itu, adalah ngemil gorengan sebagai takjil buka puasa.
Bahkan, hingga hari ini saya masih harus beradaptasi lebih, menyesuaikan diri dan menerima risiko bersuamikan orang Surabaya, di mana papinya anak-anak semacam nggak bisa berpisah dengan jajanan gorengan ketika buka puasa.
Bukan karena saya nggak suka gorengan ya, justru saya suka pakai banget gorengan, selama itu enak, hahaha.
Meskipun gorengannya tentu saja berbeda dengan gorengan yang biasa ada di Sulawesi, tapi lama-lama lidah saya berevolusi dan menerima rasa gorengan ala Surabaya ini.
Yang menjadi masalah adalah, bagaimana membuat anak-anak tidak ikutan menghabiskan gorengan yang tersedia, lalu akhirnya mereka nggak mau makan malam, seperti yang biasa maminya ini lakukan.
Saya tidak mau dong, anak-anak jadi sakit hanya karena gorengan.
Selengkapnya di blog reyneraea.com tentang Jajanan khas Ramadan