Ini bermula dari sebuah akun anonim (bukan fufufafa, bukan pula Chilli Pari), yang mengirim beberapa surat kaleng pesan teks dengan tendensi merendahkan mengingatkan sehingga membuat saya sedikit berpikir. Salah satu isinya adalah sebuah kalimat bahwa kegagalan merupakan sebuah aib, yang pantas dikasihani hingga bahkan (pantas) menjadi bahan tawa dan olokan. Sebuah bentuk kepedulian ini (akhirnya) menjadi ladang syukur bagi saya karena… bukankah jika saya yang gagal lalu mereka tertawa, sayalah yang justru mendapat pahala karena telah menghibur mereka? Tapi, bukankah kata orang-orang, kegagalan adalah sebuah kesuksesan yang tertunda, ya?
Sebelum jauh membahas hal ini, saya iseng untuk kembali membuka KBBI (wkwk) guna mencari tahu makna gagal. Di dalam kamus, gagal adalah tidak berhasil; tidak tercapai (maksudnya), tidak jadi. Berarti, kegagalan adalah ketidakberhasilan seseorang dalam mencapai sesuatu yang ditujunya. Kalau begitu, bukankah semua orang di dunia ini pernah gagal dan mungkin akan berlomba menjadi peraih trofi nomor satu sebagai pribadi yang memiliki kegagalan dengan jumlah terbanyak?
*selengkapnya di blog
Baca Selengkapnya
Visit Blog