Lembut, empuk, berserat, warna-warni cantik, manis dan fluffy. Begitulah yang terbayang ketika mendengar kue apem. Yeorobun, kue apem atau apam tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita ya. Kue tradisional ini sering sekali kita jumpai di berbagai kesempatan, terutama kalau kamu tinggal di Jawa. Aku lahir dan besar di Batu Malang, Jawa Timur. Kue yang terbuat dari tepung beras ini sudah aku kenal sejak kecil. Bahkan jauh sebelum aku lahir, kue ini sudah lebih dulu ada dan menjadi budaya masyarakat di daerahku.
Setelah dewasa dan tinggal di Surabaya, aku masih menemui kue apem ini di berbagai kesempatan terutama ketika bulan Ramadan atau tahlilan. Tapi, ada satu kue apem yang tidak pernah aku temui di Surabaya, yaitu apem kukus.
Dulu, ketika aku masih kecil, mendiang nenek selalu membuat apem kukus ini ketika bulan Ramadan dan momen hajatan lainnya. Kadang polosan warna putih, kadang diberi pewarna merah muda atau hijau. Kadang juga dikreasikan dengan gula merah sehingga lebih legit dan berwarna coklat.
Lalu, ada berapa jenis kue apem? Apa perbedaan apem kukus dengan apem lainnya? Bagaimana cara membuatnya? Kenapa kue apem identik dengan bulan Ramadan? Temukan jawabannya di artikel ini ya!