Jadi saya punya kakak perempuan, yang terlahir dengan kulit cerah, sepertinya dia memiliki gen dari saudara ortu yang memang berkulit cerah.
Hanya berselang setahunan, sayapun lahir dan memiliki gen dari ortu, yakni kulit sawo matang.
Saya dan kakak punya wajah yang mirip, tapi kulitnya berbeda, dan tak ayal lagi harus kesal karena dibanding-bandingkan sejak kecil dulu.
Sampai akhirnya saya tumbuh dewasa dan sering merasa minder karena kulit yang lebih gelap dari kakak saya. Padahal, kulit saya tergolong sehat, cuman nggak secerah kakak saya aja.
Dan ketika saya mulai mengenal skincare, satu-satunya skincare yang dicari adalah, skincare untuk memutihkan kulit. Beruntung sih saya nggak sampai kenal skincare yang abal-abal.
Atau lebih tepatnya, saya nggak kuat memakai skincare abal-abal yang klaimnya memutihkan itu. Dulu, pernah sekali dipaksa oleh teman untuk membeli krim racikan.
Dasar saya nggak bisa nolak gitu, jadilah saya beli dan pakai tuh skincare selama 3 harian doang. Setelahnya nggak berani diteruskan, karena masya Allaaaaaahhh, kulit saya langsung terkelupas, dan perihnyaaaaa naudzubillah kalau kena air.
Saya pengen cantik dan putih sih, tapi nggak mau juga kalau harus melalui kulit beneran ‘dikupas’ dengan sadis gitu, hahaha.
Butuh waktu lama bagi saya untuk akhirnya bisa menerima, ya udahlah ya kulit saya emang begini. Wajahnya lebih coklat ketimbang tangannya.
Kebalik ya, biasanya cewek-cewek tuh ya, mukanya putih, tangannya coklat, kalau saya kebalikan. Tapi saya nggak peduli lagi, yang penting kulit saya bersih dan sehat, dan warnanya enggak merah, kuning atau hijau maupun biru, nggak masalah, hahaha.
Selengkapnya baca di blogĀ www.reyneraea.com tentang Melanin Hero