Saking banyaknya berita-berita kandasnya pernikahan di media sosial, disertai dengan berbagai drama rumah tangga. Ternyata hal ini makin membuat banyak wanita yang memandang pernikahan sebagai sesuatu hal yang sia-sia.
Pernikahan, hanyalah sebuah cara untuk membuat wanita menjadi objek empuk perilaku patriarkis, yang mana tentunya ini sangat bertentangan dengan paham feminisme.
Karenanya, banyak yang merasa bahagia karena tidak menikah, namun juga menganggap orang yang menikah adalah sebuah tindakan yang salah dan terburu-buru.
Padahal, tidak ada sebuah pernikahan yang benar-benar terburu-buru, semuanya pasti selalu ada pemikiran panjang sebelumnya.
Kegagalan pernikahan dari banyak pasangan saat ini, tidak semata-mata karena terlalu cepat memutuskan untuk pernikahan. Namun seringnya dipicu oleh ketidak siapan manusia menjadi dewasa.
Pada kenyataannya, menikah adalah sebuah hal yang luar biasa. Seolah kita diberkahi dalam hidup untuk bisa berjalan mengantri ‘pulang’ kepada Tuhan dengan seorang teman hidup.
Hidup adalah sebuah perjalanan panjang yang melelahkan, bersama seorang sahabat terlebih jika muslim, suami adalah tameng istri dalam api neraka.
Betapa beruntungnya para wanita muslim yang menikah, karena setidaknya ada satu orang yang harus mempertanggung jawabkan perbuatan istrinya, sebelum istri itu sendiri.
Selengkapnya di blog womandaily