fbpx

Lika Liku Pengalaman Lasik dan Operasi Katarak Satu Keluarga: Edukasi, Tips dan Trik Seputar Pengobatan Mata, serta Ajakan untuk Prioritaskan Kesehatan Mata

28 November, 2022

“Foto di atas merupakan potret lansia asal Ladakh yang hidup di dataran tinggi Changthang. Kini, dengan bantuan kaca mata barunya, dia mampu menenun permadani wol yang berasal dari bulu ratusan kambing miliknya. Konon, matahari di dataran tinggi Changthang dan angin kering merusak penglihatan para penduduknya, khususnya para lansia.”

Julie-Anne Davies

Kisah Pengidap Katarak

Bak kopi yang diramu dengan gula terbaik, tahun 2015 merupakan tahun yang manis sekaligus getir. Di penghujung tahun tersebut, saya harus menyaksikan senyum yang perlahan memudar dari wajah sosok panutan saya.

Dia adalah sosok kakek pemilik kos yang akrab disapa ‘aki Ridwan’, laki-laki asal Jawa yang tidak fasih berbahasa Jawa. Sosok inspiratif yang sela-sela jarinya selalu dipenuhi bekas cat warna yang memudar.

Usianya nyaris menyentuh kepala delapan. Dan selayaknya laki-laki seusianya, aki Ridwan juga bergelut dengan masalah penglihatan. Aki Ridwan mengisi masa tuanya dengan melukis, dan objek lukis favoritnya adalah tanaman.

Komentar dan saran yang dilontarkan oleh para penghuni kos mengenai hasil karya aki, selalu berhasil menoreh senyum di wajahnya. Pemandangan gigi yang rapih, dengan garis senyum yang dibalut kerutan, serta mata yang menyipit di wajah beliau saat terseyum, adalah salah satu pemandangan favorit kami.

Namun, senyum terbaik tersebut perlahan memudar, seraya dengan sinar di matanya yang turut meredup.

Memasuki awal bulan Desember, di saat banyak stasiun TV berlomba-lomba menayangkan program TV bertema natal dan tahun baru terbaiknya, kami para penghuni kost menerima kabar yang tidak terlalu baik mengenai kondisi kesehatan aki.

Aki Ridwan kena katarak kata dokternya, doakan nggih, kirim al-fatihan buat aki. Kataraknya sudah parah berisiko buta.


Demikian kabar yang disampaikan salah satu keponakan aki Ridwan kepada saya dan teman-teman kos lainnya saat kami sedang hangempal di teras kos. Dia juga menambahkan bahwa, katarak aki sudah parah dan menimbulkan komplikasi. Aki Ridwan juga mengidap glaukoma akibat kataraknya yang terlambat ditangani.

Mendengar kabar tersebut, Asih, teman kost saya, mulai berkaca-kaca. Pandangannya menunduk ke arah mangkuk bakso yang tadinya sangat lahap ia santap. Melihat raut wajah Asih, sesuatu membubung dari dada saya dan naik ke tenggorokan, pelupuk mata saya memanas, dan tanpa sadar air mata mengalir deras. Sesak.

Reaksi kami tersebut sangatlah beralasan, sebab cara penyampaian keponakan aki mengenai kondisi aki seolah menyiratkan bahwa aki akan mengalami kebutaan. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Aki masih bisa disembuhkan dengan operasi. Selain bisa disembuhkan, katarak juga bisa diperlambat bahkan dicegah.

Pantas saja, akhir-akhir ini aki sudah jarang bergumul dengan kanvas lukis dan cat minyaknya di dekat jendela ruang tamu. Lantunan lagu Roberto Delgado berjudul Whiskey and Soda yang biasa mengiringi lamunan aki Ridwan saat melukis di sore hari, juga sudah jarang terdengar oleh kami.

Jika indera manusia bisa diberi peringkat, mungkin indera penglihatan aki Ridwan akan berada di peringkat pertama untuknya. Selayaknya penyanyi yang mengandalkan pita suara sebagai aset utamanya, mata aki Ridwan sang pelukis adalah nyawa kedua baginya.

Statistik Katarak dan Tingkat Kebutaan


 

Menurut studi yang dilakukan Kemenkes, ternyata katarak adalah penyebab kebutaan terbesar di Indonesia. Terlihat pada bagan di bawah ini yang menampilkan statistik persentase penyebab kebutaan di Indonesia yang didominasi oleh katarak (53,1%).
Pada tahun 2017, diperkirakan lebih dari 180 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan penglihatan. Dari angka tersebut terdapat sekitar 40-45 juta orang menderita kebutaan, dan 1 diantaranya terdapat di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah hingga 3x lipat pada tahun 2022 (PERDAMI, 2017).
Menurut bagan di bawah ini, jika dibandingkan dengan negara-negara seperti India, Bangladesh, dan Thailand, Indonesia memiliki persentase pengidap katarat paling besar hingga 1,5%. Artinya, dari 270 juta penduduk Indonesia, sekitar 1,5%-nya mengalami kebutaan (lebih dari 4juta penduduk). Melansir dari laman situs Perdami, tingkat kebutaan yang tinggi dapat melemahkan perekonomian bangsa.
Mengapa dikatakan demikian?
Sebab, melansir dari laman situs Eyelink, gangguan penglihatan hingga kebutaan sangat berpengaruh besar terhadap kualitas hidup masyarakatnya. Penglihatan yang terganggu, terlebih masyarakat yang mengalami kebutaan, dapat menurunkan tingkat produktivitas dan meningkatkan beban ekonomi di Indonesia. Pemerintah harus menyediakan sumber daya ekstra untuk menangani masyarakat penderita kebutaan.

Sekilas Tentang Katarak

Lensa mata ditunjukkan dengan tanda panah merah
Kabar mengenai aki Ridwan yang menderita katarak, sontak membuat kami beramai-ramai mencaritahu tentang apa itu katarak dan mengapa seseorang bisa terkena katarak. Cara penyembuhan katarak pun tidak luput dari kata kunci penelusuran kami di internet.
Menurut hasil penulusuran singkat kami, mata manusia mampu melihat suatu objek akibat adanya pantulan cahaya yang masuk ke mata. Cahaya ini harus ‘mendarat’ tepat di retina mata. Intensitas cahaya yang masuk kemudian diatur oleh pupil dengan bantuan iris. Lensa mata berfungsi untuk memfokuskan cahaya tadi. Nah, di lensa mata inilah katarak terjadi.

 

Lensa mata terdiri dari air dan protein. Umumnya, katarak terjadi pada usia lanjut, karena protein didalam lensa perlahan mengalami denaturasi lalu menggumpal dan berkumpul, ketika jumlahnya cukup banyak, lensa mata akan mengalamai kekeruhan sehingga penglihatan kita menjadi buram.


Baca Selengkapnya
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
tamara puspita ayu
Tidak ada informasi member

Halo, !

Categories

More than 3500 female bloggers registered

PT. PEREMPUAN DIGITAL INDONESIA
Cyber 2 Tower 11TH Floor JL HR Rasuna Said Jakarta Selatan

calendar-full
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram