Rasanya dulu air laut tidak sedekat ini. Namun kini, jarak ombak dan jalan raya begitu dekat. Bahkan ombak bisa sampai ke jalan bila angin sedang kencang. Tidak mungkin kan jalannya yang mendekat ke laut?
———-
Kenaikan muka air laut yang terjadi di Kota Padang adalah 1,1786 cm/tahun. Berdasarkan hasil penelitian diprediksikan sampai tahun 2100, daerah yang berada di pesisir Kota Padang rentan terhadap genangan akibat potensi kenaikan muka air laut.
– Jurnal ANALISA SPASIAL DAERAH BANJIR GENANGAN (ROB) AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT DI KOTA PADANG oleh M. Hanif Rasyda, Sugeng Widada, Baskoro Rochaddi
———-
Makin naik muka air laut, makin tinggi pula risiko abrasi yang terjadi. Monumen Merpati Perdamaian di Pantai Padang saja sudah terancam ambruk karena pondasinya yang terkikis abrasi.
Ini adalah salah satu efek perubahan iklim. Suhu bumi yang terus meningkat, menyebabkan es di kutub mencair dan menaikkan muka air laut. Tentu menjadi ancaman bagi warga dan segala objek di pesisir.
Bumi kita sedang tidak baik-baik saja.
Perubahan iklim tak hanya memberi dampak pada rasa gerah yang sering kita rasakan saja, atau cuaca yang semakin tak bisa diprediksi. Tetapi jauh lebih luas lagi dan sangat mengancam.
Lalu apa yang bisa kita lakukan?
Mulailah dengan menumbuhkan rasa peduli. Karena kalau sudah peduli, aksi menjaga bumi akan muncul sendiri.
Tanpa dipaksa, kita tak masalah membawa sedotan stainless steel ke mana-mana.
Tanpa diminta, salah satu bawaan wajib adalah tas belanja.
Dengan sukarela, selalu bawa tumbler saat nge-mall bareng temen. Berat sedikit tak jadi soal.
Serta dengan iklas membawa kotak Tuppe***re saat membeli batagor di gang depan. “Kuah kacangnya campur aja, Bang. Enggak usah dibungkus plastik.”
Baca selengkapnya tentang cara menumbuhkan rasa peduli bumi ala aku di blog ya 🤗
Blogger Perempuan Network
#UntukmuBumiku
#TeamUpforImpact