Soalnya setelah saya pikir-pikir, keknya tulisan saya kali ini ngalor ngidulnya kebangetan, hahaha. Mungkin banyak orang yang bingung menangkap, apa sih yang sebenarnya ingin saya sampaikan? Kok rasanya bertele-tele ke sana ke mari aja.
Makanya saya simpulkan aja, bahwasanya dari tadi saya nulis membahas sana sini itu, tiada lain dan tiada bukan, mengajak para wanita untuk bijak memutuskan jalan hidupnnya.
Nggak selalu, dikit-dikit cerai, apalagi akta cerai itu bukan surat obligasi yang menghasilkan uang, hehehe.
Jadi sebelum bercerai, sebaiknya pahami dulu bagaimana kehidupan after divorce-nya. Yang mana, masih banyak eh bahkan bisa dibilang lebih banyak tantangannya buat wanita, apalagi kalau udah punya anak, apalagi anaknya masih kecil dan lebih dari satu.
Jangan sampai buru-buru bercerai, lalu pulang ke rumah ortu, lalu baper karena merasa ortu nggak bsia ngertiin dan support kondisi anaknya yang memilih bercerai. Lalu setelah cerai bingung mau ngapain, bahkan kehilangan pekerjaan hanya karena enggak bisa fokus dalam bekerja.
Jadi, persiapkan dulu ya kehidupan setelah bercerai, bahkan sebelum kita mengumpulkan data buat ngajuin gugutan cerai.
Selengkapnya baca di blog parentingbyrey.com tentang jangan buru-buru cerai