Marinka masuk ke dalam bus berbodi besar dengan cat biru dengan buru-buru. Matanya awas melihat sekeliling. Kalau-kalau ada tempat yang masih tersisa untuk di tempati.
Ada dua. Sebelah kiri dan kanan. Sebelah kanan lebih lapang. Ada empat kursi lagi yang masih kosong. Marinka duduk. Berselang satu kursi kosong dengan perempuan berpakaian nyentrik. Gaya penyanyi dangdut, tapi keren sekali.
“Marinka Annadea Fernandez,” perempuan dangdut bersuara pelan mengangetkan Marinka. “Umur 29 tahun, dosen favorit di kampus elit ternama, peneliti gemilang, penulis novel romantis. Sayangnya, kisah cinta sang penulis tidak semulus kisah rekaannya.”
“S-siapa anda?” jantung Marinka berdetak kencang saat sadar dia tidak mengenal orang ini. Tapi dia tahu segala hal tentang Marinka. Ralat! Tidak segala hal. Sebagian hal sensitif tentang dirinya.