Aku suka kamu soalnya kamu mandiri
Halo, teman-teman gimana kabar di hari Sabtu yang sendu ini? Anw, tiap sore di Surabaya sekarang selalu hujan. Jadi, suasananya enak banget buat…tidur hehe.
Kali ini saya mau sharing sedikit. Diclaimer, tulisan ini hanyalah opini berdasarkan pengamana pribadi. Dan saya nggak memaksa orang lain untuk setuju dengan pendapat saya.
Mau setuju silahkan, kalau nggak juga nggak masalah. Saya cuma mau menuliskan uneg-uneg di hati dan pikiran aja. No hard feeling.
Jadi begini,
Kemarin ada seseorang yang mengungkapkan perasaannya kepada saya. Mendengar pengakuannya, ada hal yang mengganggu pikiran saya. Salah satu alasan yang disebutkan seperti di atas.
Aneh rasanya mendengarkan alasan tersebut. Lalu, bagaimana kalau saya nggak mandiri lagi? Atau, saya justru sebenarnya nggak mandiri kalau sudah nyaman sama orang? Apa perasaan itu bakalan ilang gitu aja?
Beberapa orang, saya rasa dipaksa mandiri oleh keadaan. Entah keluarga, pertemanan, lingkungan pekerjaan, dan lainnya. Man, kalau kita merasa aman dan nyaman, bukannya kita ingin selalu dilindungi dan dilayani? Karena dengan begitu kita bisa merasa disayangi, dicintai, dihargai.
Saat menemukan orang yang tepat dan membuat kita nyaman, bukannya kita justru merasa bergantung padanya?
Sejujurnya, kalau saja saya punya pilihan, saya nggak ingin jadi mandiri. Capek banget soalnya. Bukannya pura-pura kuat atau tegar. Tapi, ya mau gimana lagi? Nggak ada pilihan lain.
Bukannya suka melakukan segala hal sendirian. Tapi, memang nggak ada yang bisa diandalkan.
Menurut saya, mandiri bukan sesuatu yang harus dibanggakan. Orang tua bahkan menganggap saya mandiri juga. Mereka nggak tahu aja, saya juga rapuh. Hanya saja nggak bisa mengekspresikannya pada mereka.
Kenapa? Mungkin karena nggak terbiasa atau kondisinya nggak memungkinkan. Saya ingat, waktu kuliah ada seorang teman yang mengatakan ini pada saya,
“Kamu itu sebenernya keliatan mandiri. Tapi, kalo sama temen-temenmu manja banget.”
Haha. Ya, itu tandanya saya nyaman sama mereka. Saya bisa jadi diri saya sendiri tanpa perlu pura-pura kuat. Di depan mereka saya bisa menunjukkan kelemahan saya. Ketidaksempurnaan saya yang hanya manusia biasa.
Sebenernya kita nggak pernah mengklaim diri sempurna. Tapi, orang lain yang memberikan label itu. Dan berujung memberikan kita beban.
Semuanya itu ada waktunya. Ada tempatnya. Ada orang yang tepat. Kapan saya perlu mandiri, di mana, dan dengan siapa.
Setelah saya mendengar alasan orang tersebut, saya jadi ilfeel. Karena tentu saja saya ingin menghabiskan waktu dengan orang yang bisa menerima dan mencitai kekurangan saya. Bukan hanya kelebihan saya.
Kemandirian adalah bentuk self defence seseorang agar dapat beradaptasi, berbaur, dan diterima. Bukan karena ingin dan suka. Justru dipaksa. Kalau kita nggak mandiri. Ya, kita tereleminasi.
Jadi buat laki-laki yang tertarik dengan perempuan karena kemandiriannya, coba tanyakan lagi pada diri. Yakin, kamu menyukai perempuan yang mandiri?
Oh ya, saya bikin blog baru khusus sharing cerita traveling hihi.
Baca Selengkapnya
Visit Blog