Usia blog ini memang belum seberapa renta. Selustrum pun belum ada. Namun, berkat kelabilan orang di baliknya lah, maka ia harus melewati beberapa kali perombakan nama, penggantian status dari privat sampai publik, serta pengobrak-abrikan isi. Untung saja ganti nama blog tak mesti pakai kurban kambing, sehingga tiada yang perlu melarat di sini. Walau demikian, tetap saja cerita ini bakal panjang.
MEMBUAT sebuah blog baru mampir ke daftar keinginan saya sekitar 2014. Waktu itu, saya bergabung dalam sebuah komunitas menulis, lalu berkenalan dengan beberapa teman yang memang menekuri dunia blogging demi mengabadikan tulisan-tulisan mereka yang kebanyakan fanfiksi, atau sekadar berbagi gagasan serta peristiwa-peristiwa unik yang mereka alami.
Saya, yang waktu itu cuma berbekal sebuah gadget berwujud ponsel murahan, yang cuma mampir ke warnet kalau-kalau ada tugas yang ‘amat penting’ (karena kalau untuk tugas yang tidak terlalu penting atau tidak membutuhkan komputer berinternet, saya masih bisa mengetiknya via komputer di rumah sambil mencari informasi lewat internet ponsel berbekal kuota harian), cuma bisa menjadi pembaca yang budiman. Sebelumnya, saya malah tidak tahu apa itu blog. Saya tahu alamat-alamat situs seperti blablabla(dot)wordpress(dot)com atau blablabla(dot)blogspot(dot)com, demi membaca fanfiksi, tetapi tidak tahu kalau itu namanya blog. Saya baru tahu setelah bergabung dengan komunitas itu.