fbpx

Melatih Empati sebagai Pengguna Media Sosial

14 October, 2021

Berkaitan dengan artikel sebelumnya tentang tantrum yang salah satunya disebabkan oleh media sosial, saya akhirnya banyak berpikir dan merenung hehehe. Hal ini berkaitan erat dengan empati seseorang, yang saya soroti dari sisi sederhana dan mungkin sepele. Mungkin pula tidak sepenuhnya disepakati oleh teman-teman.

Perenungan ini berawal saat awal pernikahan saya. Sebelum menikah, saya cukup aktif membuat story di whatsapp (karena dulu kontaknya adalah orang-orang pilihan) yang isinya berupa keseharian saya, beberapa info, dan hal-hal yang random. Bagi saya, selama saya tidak menyinggung perasaan orang lain, apa salahnya? Toh status juga status saya. Kebiasaan itu juga terbawa hingga di awal-awal pernikahan. Namanya orang bucin, pasti ada perasaan ingin membagikan momen keromantisan di depan publik hahaha. Tapi eh tapi, beberapa hari kami bersama, saat dalam perjalanan di Bandung, saya berniat mengambil suami secara candid, lalu akan saya unggah ke status whatsapp dengan kata-kata pada umumnya orang bucin. Ternyata, suami melarang. Selain karena beliau pemalu alias bukan tipe orang narsis, saya juga diingatkan untuk tidak ‘ngabibita’ atau membuat orang lain tergoda alias kepengen alias jadi iri. Dari situ, saya mulai bertanya-tanya dan perlahan menuruti saran suami.

 

Selengkapnya di arridlaid.com

Baca Selengkapnya
Previous Post:

Es Krim Hijau

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Ikfi Nursyifa
Doyan nulis hikmah dalam diary, suka wangi buku dan isinya, serta senang dan sedang belajar banyak hal.

Halo, !

Categories

More than 3500 female bloggers registered

PT. PEREMPUAN DIGITAL INDONESIA
Cyber 2 Tower 11TH Floor JL HR Rasuna Said Jakarta Selatan

calendar-full
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram