fbpx

Melihat Fenomena Pelakor

27 December, 2023

Hari hampir gelap, suhu dingin, hujan deras yang berisik, dan secangkir teh masih mengepulkan asap tipis ditemani beberapa potong kue kering. Duduk sendiri dengan balutan selimut bermotif Barcelona, pikiran saya liar kesana kemari.

Mulai dari rumah yang belum beratap, proposal tesis yang tak kunjung selesai, siapa presiden 2024, fenomena pekerja sosial yang memperkaya diri, siapa pembunuh Naruto, hingga terakhir soal hubungan percintaan.

Lalu pikiran saya jauh melayang ke beberapa bulan yang lalu, saat ada seseorang yang tidak saya kenal menceritakan kisah cintanya melalui instagram.

Tapi sayang, sebagaimana judul yang saya sematkan dalam tulisan ini, pembahasan kita jauh dari soal romantisme. Melainkan tragedi paling menyakitkan diantara dua orang yang saling mencintai, yaitu Perselingkuhan.

Teman-teman yang membaca tulisan ini (yang tidak pernah mengalami), mungkin terbesit pertanyaan, “mengapa ada orang yang bisa selingkuh?”, atau “mengapa ada orang mau merendahkan dirinya sendiri dengan menjadi selingkuhan?”

Rasanya aneh. Apalagi dibanyak kasus sering ditemukan paras pasangan sah lebih cantik atau tampan dibandingkan dengan selingkuhannya.

Tapi bagi orang-orang yang pernah “selingkuh” atau saat ini sedang mengalami atau berada dalam situasi ini, tentu ada alasan atau pembelaan masing-masing. Mulai dari hanya untuk senang-senang, iseng, atau bahkan karena sudah tidak bahagia dengan pasangan sebelumnya.

Sebelum kita bahas lebih jauh, saya ingin sedikit berbagi cerita pengalaman berkomunikasi dengan orang yang pasangannya selingkuh. Sebenarnya ada banyak contoh diluar sana yang bisa teman-teman amati sendiri, tapi cerita ini saya pilih karena terasa lebih dekat saja dengan kehidupan saya.

Pernah, diawal Juni 2022, saya tiba-tiba menerima permintaan pesan di Instagram. Sekilas melihat username-nya, saya mengira akun tersebut sedang berusaha mempromosikan produk kosmetik atau sejenisnya. Tapi dugaan saya patah oleh pertanyaan, “Apa benar mas cowoknya si X ?…”

Kalimat panjang kemudian membututi pertanyaan singkat tersebut. Seolah-olah pengirimnya tidak ingin menunggu jawaban dan langsung menembak ke inti persoalan.

Baca Selengkapnya
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
David Jeta Anapindika
Seorang Part-Time Blogger yang senang menulis untuk sharing hal-hal penting sampai yang gak penting.

Halo, !

Categories

More than 3500 female bloggers registered

PT. PEREMPUAN DIGITAL INDONESIA
Cyber 2 Tower 11TH Floor JL HR Rasuna Said Jakarta Selatan

tagcalendar-full
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram