Hari kedua perjalanan semi backpacker saya dan Lita berlanjut. Kami berencana terbang dari Singapura ke Penang, Malaysia dengan maskapai Air Asia. Hujan deras mengguyur sekiar The Hive sejak subuh. Saya jadi agak-agak cemas membayangkan kalau kami harus jalan kaki dengan sedikit berlari-lari karena tidak memiliki payung. Uang saku kami juga sangat mepet kalau harus naik taksi lagi.
Syukurlah hujan mulai menjadi gerimis ketika pukul tujuh pagi. Kami harus berjalan kaki sekitar sepuluh menit dari stasiun Boon Keng menuju Changi dengan MRT. Perut saya mulai lapar. Maklum, ini waktunya sarapan apalagi saya yang sudah cukup sehat lambungnya setelah bertahun-tahun GERD cukup akut ini tidak bisa melakukan brunch. Saya hanya bisa makan berat dua kali saat puasa saja, hehe.
Mata saya terus berkelana mencari restoran kecil atau pedagang kaki lima. Lalu saya ingat, ini, kan Singapura. Saat ke KL pada 2019, saya bisa sarapan roti canai di dekat hotel yang dekat dengan banyak penjaja makanan kaki lima atau tempat makan kecil. Saat saya sampai di Singapura, saya tidak menemukannya. Untungnya, mata saya yang seperti ada magnetnya kalau menemukan makanan hingga menemukan papan KFC. Saya menarik tangan Lita untuk menyeberang sambil menggeret koper kami.