Saya belum pernah operasi gigi bungsu. Puji Tuhan, gigi bungsu saya semuanya tumbuh lurus ke permukaan sesuai yang semestinya. Jadi, ketika beberapa hari lalu suami merasa ngilu di area gigi bungsu kanan bawah, dan akhirnya sepakat untuk operasi, ini juga pengalaman baru buat saya, dan saya pikir layak untuk dibagikan di sini.
Awalnya, kami konsultasi dulu ke dokter gigi umum. Kami mau memastikan apa benar ngilu yang dialami suami adalah akibat impaksi gigi bungsu. Yak, ternyata benar Beliau langsung menyarankan agar suami segera ke dokter gigi spesialis bedah mulut untuk operasi, karena impaksinya sudah bergejala dan sudah mulai mendorong gigi-gigi di depannya. Beliau juga memberikan edukasi tentang modifikasi cara menyikat gigi (menyapu secara vertikal dari gusi ke ujung gigi) dan bahwa obat kumur mouthwash tidak disarankan untuk digunakan secara rutin.
Oya, buat teman-teman yang belum familiar, dokter gigi juga ada spesialisnya lho! Berikut bidang-bidang spesialistik dari kedokteran gigi yang ada di Indonesia. Maaf ya jika ada yang kurang, karena saya dokter tapi bukan dokter gigi, hehe.
Nah, mungkin ada yang bertanya, apakah operasi gigi bungsu harus ke Sp.BM? Apakah tidak bisa dikerjakan oleh dokter gigi umum? Saya tidak bisa menjawab karena saya tidak akrab dengan tingkat kompetensi masing-masing dari mereka. Saya hanya pakai logika bodoh-bodohan: karena judulnya “operasi gigi”, ya cocoknya ke spesialis “bedah mulut”.
Sekarang, apa itu impaksi gigi? Impaksi gigi (impacted tooth atau tooth impaction) adalah kondisi ketika gigi terjebak di dalam jaringan gusi atau tulang rahang sehingga tidak dapat bertumbuh sebagaimana mestinya. Kasus impaksi gigi yang paling banyak dikeluhkan orang tentu saja impaksi gigi geraham bungsu, yakni gigi geraham dewasa paling belakang yang tumbuh paling akhir.
Impaksi gigi yang tidak ditangani dapat menyebabkan nyeri (di gusi, di gigi, atau merambat menjadi nyeri kepala), ngilu, infeksi, bahkan pembusukan gigi. Impaksi satu gigi juga dapat mendorong gigi-gigi lainnya di depannya sehingga susunan gigi secara keseluruhan berubah. Susunan gigi yang tidak pas bukan hanya menjadi masalah penampilan, namun berpengaruh pada penutupan rahang dan aktivitas mengunyah. Jadi, penting sekali untuk berkonsultasi dengan dokter gigi tentang gigi-geligi kita, dan kalau perlu kita jalankan tindakan-tindakan medis gigi demi kesehatan.
Setelah riset-riset, kami pun berkonsultasi ke drg. Henry Setiawan, Sp.BM. Saya memilih beliau, karena, terus-terang, saya koq rasa-rasa kenal ya, hehe. Ternyata benar, beliau adalah seorang polisi yang aktif di RS POLRI Raden Said Sukanto, tempat dulu saya menjalani program koas. Tapi, sekarang kami mengunjungi tempat praktek beliau di RS swasta. Alasan kedua, selama menemani suami berobat, ia selalu terlihat lebih nyaman dengan dokter laki-laki. Chemistry antara dokter dan pasien memang faktor penting dalam keberhasilan pengobatan dan tindakan. Jangan anggap remeh urusan cocok-cocokan ini. Kecuali, jika jumlah dokter di sekitar kita terbatas sehingga tidak ada pilihan, sehingga keahlian-lah yang semata-mata menjadi tolok ukur.