Untuk yang mengamati wujud monster (yang kali ini kita sebut dia dengan nama “Din”) dalam film, mungkin cukup detail melihat perubahan yang terjadi. Misalnya, Din berganti pakaian menggunakan baju wanita, kadang pula baju pria (yang saya lihat Din memakai rompi petugas DKI Jakarta berwarna kuning). Ternyata oh ternyata, saya baru tahu kalau Din menggunakan baju yang diambil secara random dari cucian orang. Sayangnya, hal ini tak tersampaikan dalam film (atau saya yang gak sadar, ya?).
Selain penggunaan baju yang berbeda-beda dan unik, di bagian-bagian akhir, perawakan Din tampak lebih manis karena dihiasi juntaian bunga yang juga mencerminkan hatinya sedang berbunga-bunga. Bagi saya, adanya penambahan ‘aksesoris’ seperti ini cukup menghidupkan emosi tokoh yang sampai kepada pembaca. Bang Aco, alias pembuat film ini, mengaminkan ucapan Pak Del Toro yang berkata bahwa monster sebaiknya ikut tumbuh seiring ceritanya yang bertumbuh. Inilah yang Bang Aco lakukan. Sebuah keputusan yang tepat.