fbpx

Meugang, Tradisi Menyambut Ramadan di Aceh

22 March, 2024

Tidak terasa, meski berpuasa dengan perjuangan di tengah suhu yang begitu memanas, tapi puasa kita masih aman-aman saja, kan? Well, berbicara soal Ramadan saya jadi sadar sesuatu. Ada banyak hal yang terjadi di Aceh tidak dilakukan di tempat lain, atau punya kesamaan tradisi tapi berbeda nama. Serupa tak sama.

Di Aceh, kemeriahan Ramadan disambut dengan meugang, sebuah tradisi turun temurun untuk memuliakan kehadiran bulan suci dengan kemeriahan dan suka cita. Selama bulan puasa, ada juga yang melaksanakan sulok untuk memfokuskan diri di Aceh. Menjelang berbuka puasa, ada pula masjid-masjid yang mensponsori takjil khas berbuka puasa seperti kanji rumbi yang disebut sebagai ie bu.

Bagi masyarakat Aceh, meugang bukan hal yang aneh. Tidak peduli status sosialnya seperti apa, meugang seperti sudah menjadi bagian dari kehidupan. Pentingnya meugang sama dengan pentingnya kehadiran bulan Ramadan itu sendiri. Makanya, meskipun berada di negeri orang, meugang tetap dilaksanakan meski alakadarnya dan kemeriahan berbeda.

Saya sendiri ketika berada di Beijing masih menerapkan budaya meugang ini. Saya akan belanja, membeli daging, memasak, dan mengundang beberapa bestie untuk makan bersama. Tentu saja mereka senang karena bisa mencicipi hidangan Indonesia. Sementara saya, senang sekali bisa merasakan keindahan dan kebersamaan meugang meski tidak bersama keluarga sendiri.

Budaya meugang sudah mentradisi sejak zaman kerajaan Aceh pada masa silam. Sudah bukan rahasia kalau kerajaan Aceh di masa lampau sangat makmur sentosa, kan. Dulunya kerajaan Aceh akan menyembelih hewan dalam jumlah banyak untuk dibagikan kepada masyarakat. Tujuan meugang sendiri dilakukan sebagai wujud rasa syukur  dan ungkapan terima kasih atas kemakmuran negeri dalam menyambut hari-hari besar Islam.

Pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M), tradisi meugang diawali dengan memotong sapi, kerbau, kambing, ayam, serta bebek. Tradisi meugang dilakukan dua hari sebelum Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Nilai religius yang dibangkitkan dalam tradisi meugang adalah saling berbagi dan bersedekah untuk sesama. Makanya, tradisi meugang disebut juga sebagai tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga dan anak yatim piatu dalam masyarakat Aceh.

Baca Selengkapnya
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Ulfa Khairina
Tidak ada informasi member

Halo, !

Categories

More than 3500 female bloggers registered

PT. PEREMPUAN DIGITAL INDONESIA
Cyber 2 Tower 11TH Floor JL HR Rasuna Said Jakarta Selatan

calendar-full
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram