Tahun 2016. Saat itu aku baru 4 bulan kerja di penerbitan sebagai editor dengan gaji 25ribu per hari, dihitung 25 hari kerja. Bisa dihitung kan berapa nominal gaji per bulan yang aku dapat. Kurang dari 700ribu.
Waktu itu bulan Oktober, tambalan gigiku keropos dan akhirnya habis. Rasa ngilu pun benar-benar tak tertahankan yang membuat aku harus meringis menahan rasa sakit di bekas tambalan gigi itu. Terus terang ini sangat mengganggu pekerjaanku di kantor.
Lalu aku pergi ke klinik untuk menanyakan perihal tambalan gigi yang keropos itu. Dokter gigi di klinik tersebut menyatakan bahwa sisa gigi itu tidak bisa ditambal lagi, dan harus dicabut. Waktu aku minta dicabut ternyata dokter gigi itu tidak berani melakukan itu. Karena tempat dicabutnya gigi itu terhubung dengan saraf yang berbahaya jika tidak ditangani oleh dokter spesialis di rumah sakit.