Parenting anak adalah tentang cara atau pola asuh orang tua terhadap anaknya. Bicara tentang pola asuh anak sejatinya bukanlah melulu bicara soal anak saja. Tidak melulu bicara tentang perkembangan anak saja atau masalah perilaku anak-anak.
Tetapi satu hal yang tak kalah penting untuk dibahas dan dikaji dalam manajemen pola asuh anak adalah tentang diri oang tua sendiri. Kok bisa? kenapa harus bicara soal orang tuanya? kan yang diasuh anak? kenapa harus membahas kondisi orang tuanya juga.
Jika boleh dianalogikan pola asuh itu juga seperti mata rantai yangg saling terikat, terkait, terhubung dan otomatis akan mempengaruhi sama seperti rangkaian rantai. Apa maksudnya.
Ketika sudah menjadi Ibu tentunya di masa lalu pernah berada dalam posisi sebagai anak, pernah merasakam diasuh oleh orang tua jaman dulu yg ternyata banyak evaluasi jika dilihat dari kacamata ilmu pengetahuan saat ini. Dan ternyata peristiwa dimasa lalu itu mempengaruhi cara orang tua mengasuh anak.
Inilah yg disebut dg inner child. Inner chid merupakan semua peristiwa yang baik dan buruk yang tanpa disadari mengendap dalam diri individu. Efeknya ada berbagai macam bentuknya, dan bisa jadi saat inipun “inner child” itu masih kuat menjadi bagian di dalam diri.
Jadi sebenarnya kalau anak bermasalah itu yg benar-benar bermasalah siapa, orang tuanya atau anaknya. Ini bermaksud sudut meynudutkan orang tua ya. Justru harusnya kita terbuka dan bersyukur dengan ilmu baru dalam pola asuh anak. Kalaupun ada yang salah, belajarlah minta maaf ke anak.
Ini poin penting yg sering terabaikan dalam seminar atau kajian-kajian parenting anak. Padahal parenting anak tak bisa lepas dari kualitas ayah bundanya dalam bersikap dan berperilaku.
Mengutip pesan parenting dari Teh Ninik istri Ust. Aa Gym. “kalau anak disuruh mulai tidak nurut maka orang tua harus memperbanyak istighfar.” ungkap beliau dalam sebuah kajian parenting.
Kalau kata Bu Elly Risma: “jangan sampai kita jadi anak yang mengasuh anak. Hanya karena kita belum menyembuhkan luka hati di masa lalu masa anak-anak. Maafkan masa lalumu maafkan orang tua yang mengasuhmu, maafkan sikap mereka dalam mengasuhmu.” dengan nada suara sedih dan menangis Bu Elly seolah mewakili para orang tua dari peserta seminar yang di sisi lain juga telah menjadi orang tua bagi anak-anaknya.
Kesimpulan singkatnya, kalau ortu beres insyaallaah anak jg beres. Beres di sini dalam arti apa. Dalam arti beres dengan konflik diri sendiri. Yes, konflik di dalam diri sendiri orang tua harus terselesaikan terlebih dulu baru bicara soal masalah anak.
Jangan masalah anak dulu yang dikedepankan. Jadinya akan capek terus. Karena orang tua akan terus merasa bebannya dengan tidak membenahi koflik diri sendiri terlebih dahulu.