Traveling, apa pun bentuknya, adalah sesuatu yang istimewa. Betapa tidak, selalu ada hal baru yang bisa kita pelajari dan pasti akan ada hal berbeda yang akan kita temui. Beda kondisi, beda rasa, beda pengalamannya juga.
Traveling sebelum punya anak versus setelah, misalnya. Jika sebelumnya, kita tak perlu khawatir atau kepikiran ini itu, maka setelah ada bocah… mau ninggal lama-lama kok ya rasanya beban berat bangett. Setidaknya, itu yang aku alami. Dan, di dunia nyata, aku seolah sudah ter-branding sebagai ibu-ibu yang suka galau manakala harus meninggalkan anak (meskipun sama bapaknya) untuk urusan tertentu. Jadi, boro-boro ninggalin anak untuk traveling, sedangkan untuk urusan serius/penting saja, aku masih suka kepikiran kalau terlalu lama.
Sedih karena enggak bisa bebas? Enggak sama sekali. Malah sedih kalau pergi sendiri karena berasa ada yang kurang, enggak bawa anak.
Padahal duluu bangett setelah menikah dan sebelum punya anak, pergi-pergi sendiri bukanlah hal yang aneh. Tak perlu merasa bersalah karena suami sudah mengizinkan (toh kegiatannya jelas dan positif). Tak perlu juga merasa seperti orang hilang hanya karena enggak bareng teman. Intinya sih super duper okelah ya pokoknya. Setelah punya anak, semua berubah total. Lebih sering memilih sedikit repot karena harus bawa ini itu namun bisa membawa anak ke mana-mana ketimbang harus pergi sendiri ninggalin anak.
Baca Selengkapnya
Visit Blog