Perempuan Peradaban
kalau perempuan tempatnya salah, lantas mengapa harus di ciptakan, bukankah setiap ciptaan memiliki tupoksi asas manfaatnya tersendiri.
Di dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 71, Allah berfirman: ُمن َكِر َويُِق ْ َهْو َن َع ِن ال ْن َم ْعُرو ِف َويَ ْ ِال ُمُرو َن ب ْ ُء بَ ْع ٍض يَأ ْوِليَآ َ ُمْؤ ِمنَا ُت بَعْ ُض ُهْم أ ْ ُمْؤ ِمنُو َن َوال ْ َوال ي ُمو َن ال لََّاَ ََ ُم ُُ َويُ لن اللهَ َعِزي ٌز َح ِكي ِ ْوالَئِ َك َسيَ ْر َح ُمُهُم اللهُ إ ُ َو َر ُسولَهُ أ َويُ ِطيعُو َن اللهَ ْؤتُو َن ال لز َكا ََ
Terjemahnya: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Perempuan dijadikan mitra kaum laki-laki bukan hanya dalam mengelola rumah tangga dan mendidik anak-anaknya. Tetapi ajaran Islam yang agung memberikan kesempatan kepada kaumperempuan untuk senantiasa menggali potensi yang dimilikinya untuk kepentingan ummat.
Perempuan diberikan hak seluas-luasnya untuk menuntut ilmu sesuai bidang yang diminatinya, bukankah kewajiban mencari ilmu ditujukan bukan hanya bagi kaum laki-laki namun juga untuk kaum perempuan. Bahkan Rasulullah sendiri membuka ruang bagi perempuan untuk memenuhi minat para sahabat dalam menuntut ilmu. Sehingga tidak ada alasan untuk melarang kaum perempuan dalam menuntut ilmu selama memberikan maslahat untuk dirinya dan orang lain.