Oleh: Nurul Rabiatul Adawiyah
Demokrasi kapitalisme ternyata telah gagal menyejahterahkan rakyat bahkan membuat perekonomian negara semakin buruk, sehingga menyebabkan kesenjangan dan kemiskinan merajalela. Problematika yang menimpa ummat tidak pernah berhenti bahkan sudah menjangkau di seluruh aspek, sisi dan lini kehidupan. Bagaimana bisa sistem demokrasi kapitalisme ini masih terus dipertahankan oleh kebanyakan rakyat ??! padahal eskalasi problematika semakin berat untuk dilalui. Bagaimana tidak beberapa minggu yang lalu sejumlah perusahaan di Indonesia melakukan PHK massal terhadap karyawan-karyawannya, sekiranya ada 8 perusahaan yang melakukan PHK massal di sepanjang tahun 2022.
Delapan perusahaan yang melakukan PHK diantaranya: pertama Febelio, Perusahaan e-commerce di bidang furniture PT Kayu Raya Indonesia atau Fabelio telah dinyatakan pailit dengan segala akibat hukumnya oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Kedua, Shopee Indonesia, PT Shopee Indonesia melakukan PHK pada pertengahan bulan September. Kabar tersebut disampaikan oleh Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira, menjelaskan kondisi 2023 yang penuh ketidakpastian membuat pihaknya harus melakukan efisiensi.
Ketiga, PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja dikabarkan melakukan PHK terhadap sekitar 200 karyawannya. Keempat, Startup edukasi (education technology/edutech) Zenius melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 200 karyawan lebih. Kelima, TaniHub Group baru-baru ini memutuskan untuk menutup dua warehouse atau gudang mereka. Penutupan dilakukan perusahaan agriculture technology berbarengan dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan. Keenam, Perusahaan penjual aset digital Tokocrypto memberhentikan 45 karyawannya atau sekitar 20% dari 227 orang jumlah pekerja. Vice President (VP) Corporate Communications Tokocrypto Rieka Handayani mengatakan, pemberhentian puluhan karyawan ini lantaran perusahaan bakal melakukan perubahan strategi bisnis sejalan dengan pasar kripto dan ekonomi di dunia. Kemudian PT. Jingdong Indonesia Pertama (JD.ID), setelah itu Pahamify (Tempo.com, 13 November 2022).
Selanjutnya Meta, perusahaan teknologi yang merupakan induk platform media sosial Facebook, mengumumkan bahwa mereka memberhentikan sebanyak 11.000 pekerja atau sekitar 13% total karyawannya. Selain melakukan PHK, perusahaan lain seperti Intel dan Spotify juga memangkas biaya operasional perusahaannya.
Badai PHK juga terjadi pada perusahaan digital dan rintisan (startup) di Indonesia. Bahkan, PHK terjadi di perusahaan selevel decacorn, seperti Shopee dan GoTo (Gojek Tokopedia). Shopee dua kali melakukan PHK, sedangkan 1.300 karyawan GoTo turut di-PHK, menyusul kemudian ratusan karyawan perusahaan rintisan pendidikan Ruang guru juga terkena imbas PHK (CNBC Indonesia, 20/11/22).
Bagaimana kondisi pasar global saat ini sehingga banyak rakyat yang mendapatkan PHK? Guncangnya ekonomi yang mendadak seperti pandemi covid-19 merupakan penyebab resesi ekonomi. Hal ini ditandai karena lemahnya daya beli akibat kesulitan finansial, kemudian menumpuknya hutang, naiknya suku bunga, belum lagi sulitnya mendapatkan pendanaan baru akibat perusahaan mengalami penurunan ekonomi, ditambah naiknya harga bahan baku atau bahan bakar. Resesi juga disebabkan oleh perusahaan melakukan investasi besar-besaran, selain itu karena penurunan ekonomi makro, meningkatnya persaingan, dan hilangnya pengiklanan juga menyebabkan pendapatan kian jauh menurun. Ancaman resesi ini banyak yang menyebabkan karyawan diPHK.
Jadi, dalam perspektif dunia bisnis mengurangi jumlah karyawan merupakan salah satu pilihan yang dilakukan perusahaan demi efesiensi perusahaan. Bagi perusahaan untuk melakukan perkembangan di saat sulitnya mendapatkan pendanaan baru menjadi salah satu faktor dilakukan efesiensi perusahaan dengan mengurangi jumlah pekerja.
Dari yang kita lihat saat ini memang sistem ekonomi yang paling sukses merajai dunia adalah sistem ekonomi kapitalis, hampir tidak ada negara di dunia ini yang tidak menggunakan sistem ekonomi kapitalisme, sistem yang terkenal memiliki cara paling canggih dalam menyelesaikan setiap problematika. Kapitalisme yang katanya memberikan pertumbuhan ekonomi yang menggiurkan ternyata hanya utopis semata. Sebab pasar keuangan sistem kapitalis adalah finansial market yang terdiri dari money market dan capital market.
Dalam pengembangan perusahaan sistem kapitalis dapat menjual kertas, baik dalam bentuk saham maupun surat berharga lainnya. Namun dalam perkembangannya perdagangan kertas ini akhirnya terlepas dari akarnya, yakni sektor rill yang memproduksi barang dan jasa.
Mekanisme harga kertas yang terbentuk tidak berdasarkan pada kinerja sektor rill. Harga yang terbentuk hanyalah produksi permainan para spekulasi dengan membentuk opini pasar, permainan informasi, atau menjual kredibilitas perusahaan. Dengan begitu harga yang terbentuk hanyalah harga psikologi atau artifisial bukan harga rill.
Selain dari itu sistem kapitalisme yang mengandalkan persaingan pasar bebas, maka perusahaan yang besar akan selalu memakan perusahaan kecil. Sebab, perusahaan yang memiliki modal besar akan mampu membeli bahan baku dalam jumlah besar, sehingga bisa memproleh harga yang jauh lebih murah. Jika bahan baku lebih murah, maka harga jualnya juga akan lebih murah. Jadi, perusahaan yang besar akan selalu memenangkan persaingan terhadap perusahaan kecil. Jadi cepat atau lambat perusahaan-perusahaan itu akan mengalami penurunan.
Di sisi lain, upah pekerja tidak bisa mengalami penurunan. Sebab upah pekerja diberikan sesuai standar kebutuhan fisik minimun yang harus dapat digunakan untuk hidup satu bulan. Jika upah pekerja diturunkan dari standar minimal maka sudah jelas para pekerja tidak akan bekerja selama sebulan penuh. Berarti hal demikian akan merugikan perusahaan itu sendiri, Karena tidak bisa mengurangi gaji pegawai yang dilakukan perusahaan yang pada akhirnya di PHK
Dari sini kita bisa melihat bahwa sistem ekonomi sosialisme telah mengalami kegagalan sebab berjalan tidak sesuai dengan fitroh manusia sedangka fitroh itu senang memiliki sesuatu. Sedangkan setiap solusi yang diambil oleh sistem sosialisme dalam menanggani persoalan ekonomi adalah meghapus kepemilikan individu secara keseluruhan dan setelahnya di kendalikan oleh negara. Ketika kepemilikan dihilangkan sudah pasti motivasi untuk meningkatkan produksi jadi kaum pekerja akan cenderung untuk minimalis
Dan akhirnya dampaknyaa akan kehilangan kreativitas, kehilangan inovatif serta kehilangan kemampuan daya saing akibat produktifitasnya akan menurun dan saya saingnya melorot tajam, dan setelahnya akan membuat pertumbuhan ekonomi itu akan menjadi lambat karena di tingkat internasional daya saingnya lebih berat. Jika ekonomi tidak mengalami pertumbuhan maka otomatis tidak akan ada peningkatan sejahtera, berarti janji ekonomi sosialisme untuk menjamin kesejahteraan ekonomi tidak akan pernah terjadi yang muncul justru pemerataan kemiskinan
Sistem Islam sungguh berbeda dengan sistem sosialisme yang menghendaki dihapusnya kepemilikan individu seperti aset produksi. Islam memiliki metode untuk memenuhi kesejahteraan rakyat. Negara secara langsung bertanggung jawab dan memberi jaminan kepada setiap individu rakyat dalam hal sandang, pangan, papan, keamanan, kesehatan, termasuk pendidikan.
Pemenuhan hal tersebut merupakan masalah pelayanan umum (riayah asy–syuun al–ummah). Metode pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan umat tersebut tentu dengan menerapkan ekonomi syariah (sistem ekonomi Islam) dalam pola hubungan ekonomi global melalui Khilafah Islamiyyah.
Upaya membangun sistem ekonomi syariah yang mandiri dapat diperincikan antara lain sebagai berikut:
Islam mendorong setiap orang untuk bekerja, khususnya para lelaki yang berkewajiban menafkahi keluarganya. Negara akan memfasilitasi penciptaan lapangan pekerjaan di berbagai sektor yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat.
Pengaturan dan pemisahan yang jelas status kepemilikan harta, meliputi kepemilikan individu, umum, dan negara. Pengelolaan harta yang mencakup pemanfaatan dan pengembangan harta harus dikelola berdasarkan hukum syara. Mendahulukan yang wajib, sunah, kemudian mubah. Tidak boleh mengelola harta secara haram, contohnya mengembangkan riba. Di dalam Al-qur’an Qs. al-Baqarah: 275 Allah berfirman,
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba”.
Distribusi kekayaan, tidak boleh ada penimbunan uang, emas dan perak, serta modal, yaitu jika ditimbun bukan untuk membiayai sesuatu yang direncanakan.
Memajukan sektor riil, yaitu sektor yang menghasilkan barang dan jasa karena perekonomian dalam Islam berbasis sektor riil. Kegiatan sektor riil meliputi pertanian, industri, perdagangan, dan jasa. Sektor moneter (keuangan) hanya berfungsi sebagai alat tukar untuk menunjang sektor riil, tidak sebagai sarana investasi dan spekulasi.
Menciptakan mekanisme pasar syariah yang adil. Negara diperbolehkan melakukan kerja sama dengan negara-negara lain jika secara politik negara tersebut terikat perjanjian damai dengan Khilafah. Khilafah diharamkan menjalin kerja sama dengan pihak asing yang sifatnya dapat merugikan dan membahayakan kemaslahatan umat, seperti utang luar negeri, penanaman modal asing yang menjerat, hak paten, dsb. Mekanisme pasar dalam Islam tidak mengharamkan intervensi negara, seperti subsidi dan penetapan komoditas yang boleh diekspor, tetapi negara tidak melakukan intervensi dengan mematok harga.
Iklim investasi harus memenuhi akad syirkah (perseroan) dan sistem pengupahan (ijarah) yang sesuai syariat. Haram melakukan investasi dan pinjaman yang mengandung riba.
Teknologi digital akan dikembangkan sebagai sarana kemaslahatan umat.
Jika sistem ekonomi Islam ini dijalankan maka pemerataan ekonomi juga akan terjaga sebab telah diatur secara tegas dan tidak untuk dikompetisikan secara bebas. InsyaaAllah seluruh rakyat akan makmur dan sejahtera.
Wallahualam Bishawwab.
