ARTIKEL MANAJEMEN PERPUSTAKAAN
Proses pengelolaan buku di perpustakaan dalam meningkatkan kualitas
belajar siswa sekolah dasar
Abstrak
Dalam sepanjang perkembangan manusia sebuah perpustakaan diadakan untuk
membantu para masyarakat dalam mencapai sebuah perkembangan pengetahuan
mereka. Yang mana. Dalam hal ini juga masih terdapat beberapa permasalahan yang
menyatakan bahwasannya proses dalam pengelolaan buku yang dilakukan di
perpustakaan di beberapa sekolah masih ada yang belum memadai. Sehingga, siswa
masih kurang menikmati fasilitas yang diberikan oleh sekolah tersebut terutama
yaitu perpustakaan. Hal tersebut juga disebabkan oleh adanya beberapa factor
tertentu yang membuat perpustakaan sekolah tersebut masih belum memadai bagi
siswa salah satunya yaitu kurangnya perhatian dari pihak sekolah terkait dengan
proses pengelolaan buku yang ada di perpustakaan tersebut hal ini dapat
mengakibatkan para siswa enggan untuk mengunjungi perpustakaan yang ada
disekolah tersebut hal itu yang menyebabkan siswa sulit untuk mendapatkan relasi.
Kata Kunci : Proses pengelolaan buku diperpustakaan, pentingnya meningkatkan
Kualitas Jumlah pengunjung siswa di perpustakaan.
Pembahasan
Dalam sepanjang masa disetiap banyaknya perpustakaan tentu telah memiliki tujuan
mengapa perpustakaan tersebut didirikan, Sehingga dalam hal ini maka
dibutuhkannya sebuah proses pengelolaan buku buku yang ada di perpustakaan
tersebut. Yang mana hal itu sangatlah penting terutama bagi tingkat sekolah dasar
karena hal tersebut dapat dikatakan sebagai kategori baik atau kurangnya sebuah
perpustakaan ini dilihat dari segi bagaimana proses pengelolaan buku dan bentuk
kualitas buku yang dimiliki oleh perpustakaan yang berada di sekolah tersebut.
Maka, sebagai pengelola sebuah perpustakaan juga harus mampu mengetahui
bagaimana cara meningkatkan para siswa agar siswa tersebut selalu mengunjungi
perpustakaan tersebut. Hal ini dilakukan agar perpustakaan yang ada disekolah
tersebut juga dapat memberikan banyaknya buku buku bagi siswa sebagai penunjang
dalam proses pembelajarannya. Maka, dalam hal ini sebagai pihak yang mengelola
perpustakaan juga seharusnya sebagai pengelola perpustakaan membuat sebuah
tempat di perpustakaan tersebut yang dapat dikenal sebagai pusat pojok baca. Akan
tetapi, pusat pojok baca yang dimaksudkannya yaitu pusat pojok bacanya harus
dirangkai dengan berdasarkan jenjang kelas siswa dan disesuaikan dengan karakter
yang dimiliki oleh masing masing siswa. Hal tersebut dapat dilakukan melalui
bantuan dari wali kelas di tiap tiap kelas yang dapat membantu para siswanya dalam
menghiasi pusat pojok baca yang telah mereka rancang yang berdasarkan nilai
kreativitas yang dimiliki oleh masing masing siswa. Hal tersebut dilakukan yang
mana dengan diadakannya sebuah bentuk pusat pojok baca ini dapat memberikan
kenyamanan bagi siswa untuk dapat membaca dengan tenang dan focus dengan
bahan bacaan yang sedang dibaca oleh siswa tersebut. Hal ini telah berdasarkan
adanya undang undang no 43 tahun 2007 bab V pasal 14 ayat 5 telah menyatakan
bahwasannya standar nasional yang ada pada rancangan peraturan pemerintah RI
tahun 2009 bab 4 pada pasal 16 menyatakan bahwasannya standar pelayanan
perpustakaan mengatur sistem pelayanan dan jenis pelayanan berfungsi untuk semua
jenis perpustakaan. Maka, berdasarkan adanya penjelasan tersebut akhirnya pihak
pemerintah mengadakan sebuah perpustakaan dengan berbasis keliling yang mana
hal tersebut diadakan untuk membantu dalam hal mengatasi berbagai permasalahan
yang dialami oleh tiap tiap perpustakaan yang ada di tiap tiap sekolah. Hal ini
dilakukan dengan bertujuan agar para siswa yang fasilitas perpustakaan
disekolahnya masih belum memadai dapat terbantu dengan diadakannya sebuah
bentuk perpustakaan dengan berbasis keliling ini. Sehingga, siswa masih dapat
memperoleh berbagai pengetahuan dengan melalui banyaknya buku buku meskipun
buku buku tersebut berasal dari perpustakaan keliling yang telah mendatangi sekolah
tersebut. Oleh karena itu, dengan adanya perpustakaan keliling ini mampu
meningkatkan budaya dalam membaca baik untuk para guru maupun para peserta
didik disekolah tersebut. Yang mana, perpustakaan keliling tersebut ditelakan
berdampingan dengan sebuah ruangan dimana tempat ruangan tersebut merupakan
sebuah bentuk pojok baca yang telah dikreasikan oleh masing masing siswa. Hal
tersebut dilakukan bukan hanya menumbuhkan minat baca siswa saja melainkan hal
tersebut diadakan juga bertujuan untuk meningkatkan literasi bagi siswa maupun
guru yang ada di sekolah tersebut. Berdasarkan hal tersebut sebagai guru juga harus
mampu memilah berbagai macam jenis buku yang setidaknya buku tersebut
disesuaikan dengan berdasarkan jenjang kelas dari masing masing siswa tersebut.
Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena hal itu dapat memudahkan siswa
dalam hal melakukan peminjaman buku diperpustakaan tersebut. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan sebuah website yang mana website tersebut dapat
digunakan sebagai proses indentifikasi sebuah buku pada perpustakaan. Adapun
untuk jenis websitenya yaitu berupa RFID yang man dalam penggunaan website
tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi berbagai jenis kategori sebuah
buku. Maka, dalam proses pengelolaan buku di sebuah perpustakaan harus
berdasarkan klasifikasi banyaknya jenis buku yang ada di perpustakaan tersebut.
Sehingga, dalam proses pengelolaan sebuah buku di perpustakaan harus berdasarkan
kepada klasifikasi bahan pustaka yang dilihat dari segi bentuk, warna, besar kecilnya
ukuran buku, tinggi rendahnya buku tersebut. Hal tersebut berdasarkan adanya
sebuah prinsip dasar pada DDC.
1 Prinsip dasar DDC
Berdasarkan pada sistem klasifikasi yang telah dikembangkan oleh seorang
tokoh dunia yang berasal dari negara amerika serikat yang bernama Melvil Dewey
yang mana beliau merupakan seorang tokoh amerika yang selama kurang lebih satu
setengah abad beliau memengeluarkan sebuah teori tentang sistem DDC. Yang
mana, sistem DDC yang dimaksudkan oleh beliau adalah terkait dengan
memperkenalkan terkait dengan draft system klasifikasi tersebut di Amberst college
Library committee pada tahun 11873. Adapun untuk beberapa hal yang dalam proses
perkembangan pada sistem pada klasifikasi DDC ini diantaranya pada proses
penggunaan notasi berbasis bahasa arab sebingga hal tersebut mudah untuk dapat
dimengerti oleh bangsa di dunia. Hal tersebut yang telah berdasarkan klasifikasi
dengan berdasarkan adanya sistem yang dikelompokkan dengan berdasarkan adanya
berbagai jenis bahan pustaka yang telah disediakan oleh perpustakaan tersebut. Hal
tersebut berdasarkan adanya proses pembagian terhadap sebuah kelas yang
berdasarkan subkelas yang berdasarkan jenis bidang studi buku. Dalam adanya
penggunaaan berdasarkan sistem DDC ini juga sistem pengetahuannya dapat dibagi
menjadi beberapa jenis kategori yaitu menjadi 9 kelas utama yaitu filsafat berada
pada kelas kategori 100, Teologi berada di kategori 200, sosiologi berada pada
kategori 300, kesenian berada pada kategori 700, sastra berada pada kategori 800,
dan sejarah pada kategori 900 sampai 999. jenis bidang tersebut dikatakan sebagai
disiplin ilmu akademis beberapa saat ini sudah dianggap kembali yang telah
dianggap sebagai disiplin ilmu yang berdasarkan adanya kajian yang mencakup
adanya beberapa kategori jenis bidang. Maka, dalam kategori kelas utama dalam
sebuah DDC lebih mencerminkan kepada adanya sebuah situasi yang pengajaran
dengan mengikuti adanya proses perkembangan ilmu pengetahuan yang berdasarkan
tingkatan kelas generalia yang susunannya berdasarkan adanya bentuk bentuk
seperti literer seperti puisi, drama, fiksi, dan esai. Berdasarkan adanya bahan pustaka
tersebut pada kelas generalia susunannya berdasarkan beberapa bentuk yaitu
terdapat ensiklopedia berbasis umum kategori 030, majalah 050, surat kabar 070.
Karena pada umumnya jenis kategori tersebut tidak berkaitan dengan adanya
sebuah. Pengkalsifikasian terhadap buku buku yang berada di perpustakaan tersebut
terkait dengan klasifikasi DDC. Yang mana, dalam proses pengklasifikasian dengan
menggunakan sistem tersebut merupkan sistem secara hirarki dengan mengenal
adanya beberapa jenis prinsip secara hirarki yang mencakup adanya ilmu ilmu
bidang tertentu yang dengan menggunakan sistem secara DDC. Sehingga, dengan
dilakukannya metode seperti ini telah mencakup adanya beberapa sebuah prinsip
dalam desimal yang digunakan untuk membagi terkait dengan hal semua bidang
ilmu pengetahuan. Selain itu, dlam proses pada pembuatan sebuah kategori sebuah
bahan pustaka ini dilakukan dengan berdasarkan adanya klasifikasi pada DDC
dengan mencantumkan sebuah nama pengarang dari buku tersebut dengan ketentuan
tiga huruf pertama dan mengambil 1 huruf awal dari judul bahan pustaka tersebut.
Seperti yang telah kita ketahuan bahwasannya DDC merupakan sebuah bentuk
pengklasifikasian yang terdapat pada sebuah perpustakaan yang masih banyak
digunakan hingga saat ini. Oleh karena itu, hal tersebut telah banyaknya keunggulan
dari sistem secara DDC ini yaitu memiliki sifat secara universal dan sistematis.
Sehingga, pada sistem dengan cara melalui proses pengkalsifikasian yang dilakukan
dengan cara fundamental yaitu pengelompokkan yang telah berdasarkan kepada isi
dan subjek. Karena dalam perpustakaan sekolah telah memasuki kepada tahapan
secara umum. Berdasarkan kepada tingkatan pada DDC yang telah ditentukan. Akan
tetapi, sebelum dilakukanya prioses pada pengklasifikasian yang berdasarkan
kepada DDC ini bahan pustaka yang sudah tidak digunaka kembali maka buku
tersebut akan disimpan dan dikumpulkan dengan berdasarkan pada kategori jenis
buku dan buku tersebut akan diolah kembali menjadi lebih terbaru dan lebih baik
kondisinya.
2 Implementasi RFID untuk identifikasi buku pada perpustakaan
Terkait dengan banyaknya kebutuhan mengenai bagaimana proses pada penggunaan
teknologi terutama pada sistem informasi dan komunikasi telah menjadi hal yang
sudah terbiasa oleh masyarakat di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, hal ini
disebabkan oleh ada banyaknya sebuah terjadinya proses pada perubahan pola pikir
masyarakat dalam hal mencari dan memberika berbagai macam informasi .
Sehingga, hal tersebut telah menjadikan adanya sebuah proses menjalin kerjasama
yang dilakukan antar perpustakaan dalam hal menampilkan banyaknya jenis jenis
koleksi yang disediakan oleh perpustakaan tersebut. Adapun dalam proses
pengolahan data dengan menggunakan sistem FRIFD ini yakni dengan
menampilkan banyaknya jenis koleksi buku yang telah disediakan di perpustakaan
tersebut hal ini dilakukan untuk mempermudah pada pengunjung perpustakaan agar
mereka mudah dalam memilih buku dan melakukan peminjaman dengan berbantuan
adanya teknologi RFID tersebut. Adapun terkait dengan proses peminjaman buku
dengan cara RFID dalam sebuah perpustakaan hingga saat ini juga masih terdapat
beberapa perpustakaan yang proses peminjaman bukunyapun masih dilakukan
secara konvensional yaitu hanya dengan mencatat jenis buku apa yang sedang
dipinjam oleh pengunjung tersebut. Sehingga, dalam proses tersebut sering
terjadinya hambatan yang terjadi dengan menggunakan metode secara konvensional
tersebut diantaranya yaitu jika peminjaman dengan menggunakan sistem secara
konvensional tersebut menimbulkan adanya akibat dari peminjaman tersebut yaitu
para pengunjung seringnya lupa dalam menyimpan buku yang telah selesai
dipinjamnya sehingga ketika ingin proses pengembalian buku yang telah dipinjam
pengunjung tersebut terkadang suka lupa dalam menata buku yang telah dipinjam.
Maka, dalam hal tersebut dalam proses penggunaan dengan berbasis RFID ini dapat
membantu pembaca dalam mempercepat layanan sirkulasi dalam halm proses
peminjaman dan pengembalian buku. Sehingga, hal tersebut dapat meningkatkan
dalam hal pengelolaan banyaknya koleksi buku bacaan dengan memperhatikan
bagaimana proses pada penyusunan buku dengan benar. Adapun untuk keunggulan
yang terda[at pada teknologi dengan menggunakan sistem secara RFID ini
dibandingkan dengan teknologi secara barcode yaitu mampu mendeteksi pencurian
pada buku sehingga jika terdapat beberapa buku yang hilang maka buku tersebut
dapat diitenfikikasi terkait dengan dimanakah letak buku tersebut terakhir dibaca
dan siapakah pengunjung yang terakhir dalam membaca buku dan meminjam buku
tersebut. Maka, dengan demikian dengan adanya layanan perpustakaan dengan
berbasis ICT ini dilakukan dengan melalui banyaknya jenis software yang digunakan
sebagai sarana dalam proses pada peminjaman pada buku di perpustakaan tersebut.
Adapun untuk sistem kerja yang dikembangkan oleh software ini melalui terdapat
data sirkulasi bulanan data sirkulasi tahunan,koleksi data, dan data sebagai anggota
perpustakaan. Dari masing masing menu data tersebut merupakan sebuah submenu
yang telah ditentukan berdasarkan submenu data yang telah disesuaikan. Oleh
karena itu, dalam penentuan pada sumber data dengan menggunakan sistem secara
software ini yang merupakan sebuah jenis software dengan berbasis secara berdasar
adanya data – data yang terdapar perpustakaan tersebut yang telah dikhususkan
kepada para pengunjung tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Suryani I. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Siswa
Sekolah Dasar. J Gentala Pendidik Dasar. 2017;2(2):292–309.
2 Maulidiyah A, Roesminingsih E. Layanan dan Fasilitas Perpustakaan Dalam
Meningkatkan Minat Baca Peserta Didik. J Inspirasi Manaj Pendidik.
2020;8(4):389–400.
3 Adhitama M, Triwiyatno A, Setiyono B. Implementasi RFID Untuk Identifikasi
Buku Pada Perpustakaan. Transient. 2013;2(1):24–31.
IDENTITAS DIRI
Putri Nurasiah
Mahasiswa Universitas Prof.Dr.Hamka Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Semester 6. Artikel ini Ditujukan Sebagai
Salah Satu Dalam Penilaian Ulangan Akhir Semester