Tema Puisi : Cinta
Judul Puisi : Pupus.
Sometimes reality is bitter. |
Seraya bayang melihatnya
Sejauh ini memandang
Tak lagi semanis dulu
Tak lagi bertuah harap
Pupus rasa…
Hilang pergi dibawa oleh kenyataan
Memberi harap pada sang pengagum
Memberi rambu kepastian
Memberi rasa tumbuh kian tunjang
Memberi gombal semanis madu
Apa dusta yang kau perlihatkan ini?
Memberi dan membuatnya sirnah dengan mudah
Rasa gundah hati ini telah berlabuh padamu
Membuatku yakin untuk melupakan akan semua harap yang kau toreh
Badut bandit pun tau akan arti permainan
Membuah rasa semau diri
Menghilang pergi dengan angkuh
Oh sungguh permainan yang andil
Tertawa hati ini melihatmu
Menangis rasa ini memandangmu
Ingin rasa berdalih diri
Sembari berkata pada diri “mengapa kau masih bertahan untuk hati tang tak tahu malu?”
Lain ucap lain aksi…
Manusia terkadang acuh akan kata yang diucapnya
Membuat bingung menyeruap
Linglung memilih antara bertahan atau pergi
Tidakkah kau melihatnya?
Ini sudah pupus
Tak ada lagi yang bisa kau pertahankan
Rasa telah berdalih darimu
Malampun tau akan arti kehilangan cahayanya
Gurunpun tau akan arti kehilangan airnya
Hutanpun tau akan arti kehilangan pohonnya
Senjapun tau akan arti lenyap dan berpamit pada sang bumi
Tapi kau tak tau akan arti sebuah pengharapan yang pupus
Bertanyalah pada sang diri…
Akan arti ketulusan yang sejati
Yang tak hanya pengharapan semata
Yang bisa pergi tanpa permisi
Pupus…
Aku merela
Dan berpamit.