Ditemani alunan merdu suara Joji dari beranda Spotify, lengkap dengan lirik Glimpse of Us yang serat makna, serta secangkir cappucino panas, akhirnya aku memutuskan memberitahu kepada dunia tentang pengalaman dilangkahi adik menikah.
Secara teknis, ini bukanlah yang pertama. Namun menuju ketiga kalinya. Apakah aku marah kemudian mencari-cari alasan agar rencana baik itu gagal? Tentu saja tidak!
Tetapi, lebih ke arah denial dan merasa insecure berkepanjangan. Walau tidak setiap saat, rasanya benar-benar tetap menguras ego. Mungkin karena aku terlalu pandai berpura-pura dan bersikap seakan semua baik-baik saja. Tapi percayalah, sedikit pun aku tidak pernah memiliki niat menjadi penghalang kebahagiaan adik-adikku. Sungguh.