Banyak alasan mengapa seseorang memilih tidak mengungkapkan perasaannya, meskipun perasaan itu semakin hari semakin tumbuh. Dia bukan tidak ingin membalas rasa cinta dari seseorang, hanya percaya bahwa semua sudah diatur oleh Sang Pemilik Hati (Allah). Lebih kepada menyerahkan takdir pada-Nya. Terkadang mencintai dalam doa adalah keputusan yang paling tepat. Sebab jika berjodoh, maka Allah akan merestuinya. Allah akan mudahkan semua usaha dan menjawab doa-doa yang dipanjatkan. Ini yang aku yakini dan lakukan.
Dari Khadija, kita belajar banyak hal tentang cinta kepada manusia dan Allah, menghargai arti persahabatan, berdamai dengan masa lalu, memaafkan diri sendiri, dan menyerahkan takdir hanya kepada Allah.
Dari Nicho, kita belajar bahwa bagaimanapun masa lalu orang yang dicintai, dia akan tetap mencintainya dan ingin mengenal lebih dalam. Jika memang berniat menikahi, maka perjuangkan seseorang itu. Apalagi memiliki perasaan yang sama.
Dari Mala, kita belajar bahwa mengungkapkan perasaan mungkin akan lebih melegakan, tetapi mencintai tidak harus memiliki kalau orang yang kita cintai tersebut mencintai orang lain, terlebih sahabat sendiri.
Huaah! Mewek mulu dah aku dari kemarin-kemarin maraton nonton film yang sudah masuk antrean. Baru meluangkan waktu untuk nonton, sekali nonton; langsung dibuat baper dan menangis haru.
Film Merindu Cahaya de Amstel yang kini bisa ditonton di aplikasi MAXstream ini memang rekomen banget untuk ditonton khalayak. Banyak pesan moral terbaik yang bisa dipetik. Terima kasih kepada semua pihak, khususnya Mba Arumi E yang telah menuliskan kisah inspiratif ini.
Lampung, 05 Juni 2022
Irma Dewi Meilinda