By the way, sudah lama banget saya nggak ikutan GA atau book reviewer apalagi sampai menangin GA. Kalaupun ikut, ekspektasinya nggak muluk-muluk menang, deh. Anehnya, begitu melihat Asmira Fhea dan Penerbit Clover mengadakan GA untuk buku Book Shamer, saya langsung tertarik. Tertarik untuk berbagi pengalaman sebagai book shaming.
Voila!! Tidak disangka saat pengumuman nama saya sudah ditandai sebagai salah satu orang beruntung. Pucuk dicinta ulampun tiba. Sore-sore saat nyantai di teras rumah, kurir JNE datang dan mengantarkan sebuah paket mungil. Apalagi kalau bukan buku Book Shamer ini.
Awal membaca blurb-nya, buku ini langsung membuat saya bertanya-tanya. Apa sih yang dilakukan seorang bookfluencer sampai dia ketar ketir? Kebetulan juga, dunia bookstagram baru saja dihebohkan oleh sesuatu yang membuat banyak komunitas memperbincangkannya. Rasa penasaran saya semakin memuncak. Penasaran bagaimana penulis mengangkat sudut pandang seorang bookfluencer menghadapi masalah seperti ini.