Buku karya Oka Rusmini yang menarik untuk dibaca adalah Men Coblong. Berbeda dari karya-karya sebelumnya yang ditulis oleh beliau, Men Coblong berawal dari kolom di Bali Post, penulis dan jurnalis “Men Coblong”, Oka Rusmini menawarkan perspektif feminin tentang ibu dan wanita. Karakter Men Coblong, seorang wanita paruh baya dengan seorang putra, menyuarakan tanggapannya terhadap kepekaan agama, budaya, politik, dan kehidupan sehari-hari. Buku ini merangkai cerita pendek dan esai yang memiliki sindiran yang tajam dan menantang ‘fakta’ dalam fiksi.
“Berarti kritik membangun yang membuat bangsa ini maju justru dianggap penghinaan? Lalu, kapan majunya negara ini, kalau kritik yang diajukan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dibungkam dan dianggap menghina? Pantas saja. Alangkah sulitnya mencari figur yang jadi contoh untuk generasi milenial, generasi Y, dan generasi Z. Men Coblong jadi ingat kata-kata anak lelakinya, “Kekuasaan itu membuat temanku merasa menjadi Tuhan, tidak boleh dikritik, maunya menang sendiri. Keputusannya adalah kebenaran mutlak. Kritik kita dianggap menghina marwahnya sebagai ketua kelas.” –Bab Hina, hlm 131.