Dalam hidup memutuskan untuk memiliki keturunan bisa jadi hal yang paling penting, paling membingungkan dan paling sering dipengaruhi oleh orang lain.
Siapa sangka jika punya anak belum tentu jadi takar bahagia nya untuk beberapa pasangan. Ada banyak pasangan yang mendambakan kehadiran anak. Namun, diantara mereka ada pula beberapa jenis manusia yang memiliki anak karena ingin memenuhi ekspektasi masyarakat.
Mungkin, Baron dan Amara dalam novel ini adalah salah satu pasangan jenis ketiga. Lima tahun usia pernikahan membuat mereka terdistraksi akan fakta-fakta lingkungan yang mulai sibuk dengan keluarganya masing-masing.
Amara mengawali kompleksitas di dalam hidupnya setelah memutuskan menikah dengan Baron, laki-laki yang ia pacari semasa kuliah tanpa restu dari ibunya, satu-satunya orang tua Amara. Mereka kemudian menikah dengan tetap berbeda agama. Mereka berharap, dapat membina rumah tangga yang setara, merdeka, tanpa terikat nilai-nilai tradisional. Mereka mencoba modern dan hidup di ibukota.