Baru-baru ini aku sempat membaca berita yang cukup mencolok mata tentang kasus pembunuhan Brigadir J. Mungkin kasus Brigadir J ini tidak hanya menarik perhatian karena merupakan pembuhunan berencana yang penuh drama dari seorang petinggi kepolisian. Tapi juga sangat menarik perhatian karena fenomena yang tidak biasa dari warga Indonesia yang di luar nalar.
Salah satunya adalah bagaimana fanatisme terhadap pelaku bisa menumbuhkan kelumpuhan moral atas perilaku dari pelaku kriminal itu sendiri.
Dalam sebuah berita di halaman kompas (29/11/22) menyebutkan bagaimana Ferdy Sambo—otak pembunuhan—memiliki fans fanatik bernama S yang membuat geger persidangan. Berita ini muncul tidak hanya di laman kompas, tapi juga media berita lainnya.
Selain itu ada juga Barada E (Richard Eliezer) —yang juga merupakan pelaku penembakan—memiliki fans club. Fans club itu ada untuk memberikan dukungan kepada Bharada E paska ia memutuskan menjadi justice collaborator. Bahkan dalam beberapa media para fans yang mendukung Bharada E tak jarang juga membuat geger persidangan. Pertanyaannya apakah itu lumrah?