Sampah organik & anorganik telah menjadi permasalahan nasional dan global dalam beberapa dekade terakhir ini. Di mana semakin banyaknya jumlah populasi manusia di seluruh negara-negara di dunia, maka secara tidak langsung berdampak kepada terjadi peningkatan jumlah limbah atau sampah. Peningkatan jumlah ini berasal keseluruhan aktivitas berbasis produksi & konsumsi yang dilakukan oleh manusia, alhasil kita tidak dapat menyangkal sebuah fakta tersebut.
Bank Dunia pada bulan September 2018, mengumumkan bahwa produksi sampah seluruh dunia diperkirakan akan meningkat sebesar 70% pada tahun 2050, kecuali manusia saat ini juga di seluruh dunia bersama-sama segera mengambil tindakan.
Manusia saat ini, menghasilkan 2 milyar ton sampah/tahun yang berasal dari 7,6 milyar orang. Peningkatan populasi menjadi salah satu bagian dari meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan, tetapi tidak hanya faktor itu dan terdapat beberapa faktor lainnya, seperti tingkat konsumsi di negara-negara maju dan kesalahan pengelolaan limbah yang parah, sehingga sebagai akibatnya terjadi bencana lingkungan ini dari waktu ke waktu.
Amerika Serikat adalah penghasil limbah per kapita terbesar di dunia, dengan setiap warga menghasilkan rata-rata 808 kilogram/tahun atau hampir 1 ton/tahun dan di samping itu jika dibandingkan dengan warga Jepang, maka Amerika Serikat lebih dari dua kali lipat. Sedangkan, Indonesia berada pada posisi ke-5 sebagai negara penghasil limbah per kapita terbesar di dunia dibawah Brazil & China. Indonesia sendiri memiliki permasalahan terbesar dalam produksi sampah plastik yang menempatkan Indonesia berada pada posisi kedua sebagai penyumbang sampah plastik ke lautan di Dunia sekitar 57%, berada satu posisi dibawah China sebagai peringkat pertamanya.
Sampah menjadi permasalahan krusial dan seakan menjadi bom waktu cepat atau lambat bagi manusia, hewan, dan berbagai makhluk hidup lainya dan terjadi baik di daratan maupun lautan dampaknya begitu besar, terutama jika tidak segara dicarikan solusi komperhensif dan berkelanjutan. Berdasarkan Global Waste Index, bukan hanya timbulan sampah yang akan mengancam planet kita dalam beberapa dekade kedepannya, tetapi cara kita memilih untuk mengelola sampah berasal dari berbagai aktivitas manusia dari seluruh dunia ini. Kita mengenal 2 kategori sampah, yaitu sampah organik atau anorganik dan jika kita belum mengetahui 2 kategori sampah tersebut. Terdapat beberapa bagian perbedaan antara keduanya, di mana sebagian besar perbedaan utama berasal dari sumber yang berbeda.
Jenis sampah ini seperti pembahasan sebelumnya atau ringkasnya diatas, dapat mudah dibedakan dari sumber asal sampahnya: 1). Sampah organik dihasilkan dari organisme atau makhluk hidup; 2). Terdiri dari ikatan karbon & hidrogen; 3). Sampah organik terpengaruh oleh panas saat dibakar secara alami; dan 4). Sampah organik ternyata lebih kompleks dalam komposisinya.
Sedangkan dari waktu terurainya, contohnya sisa makanan rumah sekitar 1-6 bulan untuk bisa terurai. Kulit pisang agar dapat terurai memakan waktu sekitar 1 bulan. Kulit jeruk agar dapat terurai memakan waktu sekitar 6 bulan. Sisa buah apel agar dapat terurai memakan waktu sekitar 2 bulan.
Sampah organik dari jenis sayur-sayuran agar dapat terurai memakan waktu relatif lebih cepat, sekitar 5 hari sampai 1 bulan, sehingga karakteristiknya yang mudah terurai ini dan mengandung banyak nutrisi dapat dijadikan kompos.
Jenis sampah anorganik ini dapat dengan mudah dibedakan dari sumber asal sampahnya dan karakteristik yang melekat di mana berbeda jauh dengan jenis sampah organik, yaitu: 1). Umumnya berasal dari hasil campur tangan manusia atau organisme tak hidup; 2). Tidak mempunyai jejak karbon & hidrogen (ikatan); 3). Tidak terbakar dengan sendirinya atau tidak terpengaruh oleh panas saat dibakar secara alami; 4). Sampah anorganik ternyata tidak begitu kompleks dalam komposisinya dibandingkan sampah organik.
Sedangkan dari waktu terurainya, sampah ini cenderung membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa terurai di alam dan menjadi jauh lebih berbahaya saat dibuang begitu saja.
Kedua kategori sampah diatas telah menjadi bagian keseharian dalam hidup kita. Di mana kita merasakan dan mengetahui berbagai dampak yang dihasilkan dari kedua kategori sampah tersebut. Kedua kategori sampah ini memiliki dampak baik bagi diri kita sendiri, lingkungan, hewan, bahkan berdampak pada ekonomi nasional dan global. Sehingga terdapat langkah sederhana dari keseluruhan permasalahan ini untuk menjadikan lingkungan kita atau bumi ini lebih hijau & bersih. Langkah sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi limbah sejak awal dan kita paham cara mengelola sampah tersebut. Selain itu, kita segera bertindak secara komperhensif dan berkelanjutan dari seluruh masyarakat dunia dan organisasi-organisasi dunia lainnya.
Dengan fakta dan informasi yang telah disebutkan di atas, kami Sudes Corner memiliki harapan. Harapan kami agar kalian dan kita semua yang membaca dan mengetahui hal ini, untuk memberikan kontribusi nyata dalam mempromosikan dan menciptakan lingkungan bebas sampah. Lingkungan bebas sampah baik sampah organik maupun anorganik di Indonesia maupun berbagai negara guna menciptakan lingkungan lebih hijau, lebih sehat, lebih bersih, tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan, meminimalkan jejak karbon yang berdampak bagi lingkungan dan seluruh manusia atau secara keseluruhan di planet