Secara keseluruhan, rencana jalan-jalan kali ini disusun oleh teman saya (orang Jepang) setelah saya mengeluh tentang dibatalkannya acara wisuda kami oleh kampus untuk mencegah penyebaran covid-19 yang saat itu memasuki gelombang ke-3. Saya merasa waktu satu bulan terakhir masa tinggal saya di Kagoshima itu sia-sia karena tidak ada aktivitas berarti selain menunggu jadwal kembali ke Indonesia yang telah dipesankan pihak MEXT di akhir bulan Maret.
Waktu itu, melakukan perjalanan dengan transportasi umum masih sangat mengkhawatirkan. Sehingga ia menawarkan untuk berkeliling Nagasaki dan Saga dengan mobil sendiri, ia sendiri yang akan mengendarainya selama tiga hari tersebut.
Beberapa informasi terkait jenis transportasi yang dapat digunakan beserta referensi lokasi penginapan di Kota Nagasaki dapat dibaca di postingan sebelumnya: Harus Diketahui Sebelum ke Nagasaki
Setelah perjalanan pertama kami ke Kota Shimabara dan Unzen, kami menginap selama semalam di Dormy Inn Nagasaki. Bangunan hotel terletak tepat di depan Shinchi Chinatown Bridge yang sangat terkenal bagi para wisatawan. Kami memiliki keleluasaan waktu untuk berjalan-jalan di sekitar kawasan pecinan baik di malam hari maupun pagi-pagi sekali.
Kali ini kami mengunjungi Peace Park, Atomic Bomb Museum, Jembatan Meganebashi yang berbentuk mirip kacamata, Glover Garden, Gereja Oura yang merupakan gereja tertua di Jepang dan Dejima yang menceritakan sejarah rantai pasok gula di Jepang yang dibawa VOC dari Indonesia.