Masa remaja adalah fase penting pencarian jati diri manusia, namun bagi remaja dengan disleksia, perjalanan ini penuh tantangan. Disleksia tidak hanya berdampak pada kemampuan membaca, tapi juga pada keterampilan sosial dan emosional. Melalui kisah X, remaja dengan disleksia, kita melihat bagaimana hambatan seperti kesulitan mengekspresikan diri, memahami hubungan sebab-akibat, melihat sudut pandang lain, menilai perilaku diri dan orang lain, serta mengambil keputusan dapat memengaruhi dinamika sosialnya. X menunjukkan bahwa dengan pendampingan yang tepat, remaja disleksia tetap bisa berdaya dan berkembang. Pemahaman serta peran aktif pendidik dan lingkungan sangat penting agar mereka merasa diterima dan mampu membangun hubungan sosial yang sehat.