Haloreka kembali menulis ulasan buku dalam blog Rekamairan. Kali ini buku yang di ulas adalah novela Silsilah Duka yang ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany.
Blurb :
Setelah Ramlah meregang nyawanya sendiri, Juhairiyah mulai iba pada Majang dan Mangsen yang dianggap kehilangan sepetak surga di telapak kaki ibunya. Berkali-kali Farid dipaksa menikah lagi agar kedua anaknya yang piatu itu punya pintu baru menuju surga yang diimpikan.
Namun rencana-rencananya tak pernah berjalan mulus. Surga di telapak kaki Juhairiyah yang selalu dia banggakan, dikoyak dan di sia-siakan oleh anak perempuannya sendiri. Berkat Majang dan Mangsen, perlahan-lahan terkuak akar silsilah duka yang terjalin dalam keluarganya. Apakah rantai obsesi yang mengikat mereka juga akan terputus?
Dibuka dengan prolog yang cukup mencengangkan. Memilukan dan menyakitkan. Peristiwa yang tidak pernah terpikirkan oleh Farid dan keluarganya. Ramlah, sosok yang begitu dicintainya berani melakukan tindakan nekat seperti itu, ya meregang nyawanya sendiri (bukan spoiler, sudah tertulis di bagian blurbnya).
Novela ini pada dasarnya dibagi menjadi 3 bagian cerita. Bagian pertama dimulai dengan kisahnya Ramlah dan Farid bersama anak pertamanya, bagian kedua adalah bagian klimaks dari kehidupan Ramlah setelah melahirkan anak keduanya, dan bagian ketiga adalah bagian yang menceritakan keluarga Juhairiyah dan masa lalunya.
Pada bagian akhir dalam cerita, pembaca juga akan diperlihatkan bagaimana Silsilah duka yang sebenarnya terjadi pada keluarga Juhairiyah dan kehidupan di masa lalunya yang ternyata tersimpan sebuah rahasia kelam. Peristiwa masa lalu Juhairiyah membawa luka yang hingga saat ini masih tersimpan dalam dirinya.
Alur dalam novela Silsilah Duka terbilang cepat, bahkan page turning. Bahasa yang digunakan juga mudah. Sekali baca langsung pengin langsung dihabiskan saat itu juga. Buku ini juga mengangkat topik sentralnya yaitu orang tua toksik dan postpartum depression.
Namun di beberapa bagian ada kalimat yang memgandung adegan “triggered warning“. Siap-siap dikejutkan dengan prolog yang menohok.