Halo sobat Blogger Perempuan!
Aku mau mengulas film Indonesia berjudul Badarawuhi di Desa Penari (2024), yang merupakan prekuel film KKN di Desa Penari (2022) yang mencetak rekor penonton terbanyak lalu. Kali ini sutradaranya digantikan oleh Kimo Stamboel, sementara penulisnya masih sama yaitu Lele Leila. Dibintangi oleh Aulia Sarah (masih sebagai Badarawuhi) serta beberapa pemain muda seperti Maudy Effrosina, Jourdy Pranata, Moh. Iqbal Sulaiman dan Ardit Erwandha, bahkan ada Aming pula. Film Badarawuhi di Desa Penari (2024) menceritakan beberapa tahun sebelum cerita KKN di Desa Penari terjadi, Mila bersama sepupu dan sahabatnya pergi ke daerah itu untuk membuat sang ibu sembuh dari penyakit misterius.
Film Badarawuhi di Desa Penari (2024) bermula pada tahun 1980, Mila yang berasal dari kota mengajak sepupunya, Yuda, dan sahabatnya Arya untuk pergi ke sebuah desa terpencil timur Jawa di tengah hutan. Dia nekad ingin kesana karena sang ibu terbaring sakit di tempat tidur dengan kondisi aneh nan mistis. Ada orang pintar menerawang dan menunjukkan gambar sesosok entitas gaib berwujud wanita penari yang cantik bernama Badarawuhi, plus kotak berisi gelang yang ibunya simpan di lemari. Gelang itu harus ia kembalikan ke Desa Penari.
Mila, Yuda dan Arya pergi ke pasar dan mencari orang yang bisa mengantarkan mereka ke Desa Penari. Mila sampai melihat sesosok gaib di pasar seakan memanggilnya. Arya mendapati temannya, Jito di sana dan meminta mengantarkan ke Desa Penari. Rupanya Jito tidak pernah pergi ke desa itu, hanya berbekal informasi dari warga sekitar. Baru di perjalanan, menjajaki hutan menuju desa, hanya Mila yang mendengar suara gamelan dan melihat sesosok penari.
Desa itu memiliki gapura di depannya sesuai petunjuk gambar si orang pintar. Terlihat ada beberapa sesajen mengepul dan para warga lalu-lalang beraktifitas. Bekerja di ladang atau mengurus ternak. Mila menanyakan keberadaan sesepuh desa, tapi warga di sana mengatakan kalau Mbah Putri telah meninggal. Kalau mau bertanya lebih lanjut, mereka harus bertanya pada Mbah Buyut. Hanya saja Mbah Buyut sedang perjalanan keluar desa dan masih belum tahu kapan pulangnya. Seorang perempuan berwajah jutek dan bermulut ketus memberikan mereka tempat berteduh serta menginap sambil menunggu kepulangan Mbah Buyut. Tempat itu seperti balai desa yang terbuka jadi jelas akan dingin juga banyak nyamuk jika malam tiba.
Yuda yang khawatir pada sepupunya yang seorang perempuan sendiri, manalagi harus tidur di balai sambil beralas tikar, akhirnya mencari rumah untuk bisa Mila tumpangi. Seorang gadis bernama Ratih bersedia mengizinkan Mila menginap di sana. Rupanya Ratih itu memiliki ibu dengan kondisi sakit mistis yang sama dengan ibunya Mila. Akhirnya Mila menceritakan keadaan ibunya sendiri dan mungkin ada kaitan dengan gelang yang ia bawa.
Secara keseluruhan film ini lumayanlah, namun tidak akan meninggalkan kesan seperti filmnya yang pertama. Entah apa ada lagi sekuel dari film KKN di Desa Penari, tapi aku berharap kisah awal mula Badarawuhi benar-benar dibahas, bukannya melakukan repetisi lagi semacam film ini. Makna filmnya mengajarkan kita untuk menyayangi dan mematuhi orangtua, mempertimbangkan risiko apalagi jika berhubungan dengan nyawa dan perlu bertindak dengan izin sesepuh di desa yang baru pertama dikunjungi. Intinya tahu jaga diri dimanapun berada dan jangan bertindak gegabah, bertindak sebelum berpikir.
Review lengkap bisa baca di link berikut ya 🙂