"Kita pikir kita baik-baik saja. Tapi luka takkan hilang hanya dengan dilupakan."
Hai sobat Blogger Perempuan!
Aku kembali me-review film bioskop yang nantinya bisa kamu tonton di Prime Video yaitu Pengepungan di Bukit Duri (2025). Film karya penulis sekaligus sutradara Joko Anwar (Perempuan Tanah Jahanam & Gundala) ini sudah lama kutunggu dengan poster dan teaser yang unik, sekaligus menunjukkan Morgan Oey sebagai pemeran utamanya. Selain dia berderet pemain top lainnya seperti Omara Esteghlal, Kiki Narendra, Endy Arfian, Fatih Unru dan Satine Zaneta.
Film Pengepungan di Bukit Duri (2025) berkisah tentang seorang guru yang bekerja di banyak SMA untuk menemukan ponakannya, namun dalam pencariannya dia menemukan fakta mengerikan sekaligus bersisian dengan kerusuhan kembali yang dulunya pernah merenggut kebahagiaannya.
The Siege at Thorn High bermula dari tahun 2011, dalam suasana sekolah menengah yang ceria namun berakhir dengan kekisruhan karena adanya kerusuhan di luar sana. Kerusuhan ini menargetkan masyarakat ber-etnis Cina dan seorang siswi, Silvi pulang bersama sang adik, Edwin. Siswa kaya bukan etnis Cina dan menyukai Silvi, Panca ikut bersama-sama mereka. Padahal sudah ada yang menjemput Panca dengan mobil pribadi. Mereka masuk ke dalam bus, terseret keluar hingga masuk lorong oleh beberapa lelaki dewasa bertubuh besar, Silvi tak berdaya dan mengalami pemerkosaan. Mereka menggoreskan pisau di telapak tangan Pinca dan menyuruhnya pergi karena bukan target sasaran, sementara Edwin kena pukul hingga pingsan. Ketika Edwin terbangun, dia mencari keberadaan kakaknya dan mendapati tempat tinggalnya terbakar habis termasuk orangtuanya ikut tewas di dalam.
Enam belas tahun kemudian, tepatnya 2027, Edwin menjadi guru SMA tanpa embel-embel marga mengingat masyarakat banyak membenci etnis Cina. Dia sudah berkali-kali pindah sekolah karena memiliki misi terselubung. Sebelum meninggal Silvi yang ternyata bertahan hingga dewasa, memintanya mencarikan sang anak yang merupakan hasil perkosaan dulu. Anak tersebut sudah lama tidak diketahui keberadaannya. Hanya tertinggal satu sekolah yang belum 'disisir' Edwin yaitu SMA Bukit Duri, tempat yang terkenal banyak siswa berandalnya karena merupakan buangan sekolah-sekolah bagus.
Benar saja, ada sekelompok siswa rasis di sekolah itu yang dikepalai Jefri, bersama Dotty (cewek sendiri) dan teman-temannya. Mereka sering menganiaya siswa ber-etnis Cina dari sekolah lain dan menamai kegiatan itu dengan berburu babi. Jefri juga sering menantang Edwin di kelas, namun lelaki itu tidak mau menyerah kepada siswanya itu. Edwin membalas dengan kata-kata tajam, menyinggung orangtua Jefri yang pastinya tidak bangga akan kelakuannya selama ini. Bakat jago menggambar Edwin sejak remaja sudah terlihat dan dari keluarganya memang semua ahli sama seperti dia. Karena itu ketika Edwin menyuruh siswa kelasnya menggambar, dia tertegun pada hasil Kristo yang bagus. Anak itu fisiknya juga putih bersih dan sering kena bully oleh siswa lain sehingga Edwin berpikir bahwa kemungkinan Kristo adalah keponakannya.
Film ini sarat akan pelajaran hidup, intensitas yang terjaga hingga akhir dan terselip beberapa dialog jenaka sehingga sangat seru untuk mengisi waktu lowong. Apalagi vibes-nya seperti Perempuan Tanah Jahanam mix Crows Zero-nya Jepang. Review lengkap bisa kamu lihat di link berikut ya 🙂