Hai sobat Blogger Perempuan!
Aku mau mengulas nih film berjudul Petualangan Sherina 2 (2023) yang merupakan sekuel dari film pertamanya yang rilis pada tahun 2000. Menampilkan beberapa pemeran terdahulunya, Sherina Munaf (Sherina) dan Derby Romero (Sadam) serta Mathias Muchus dan Ucie Nurul (ayah-ibu Sherina). Beberapa pemeran baru turut meramaikan film ini di antaranya ada Isyana Sarasvati (sudah kelihatan bakat aktingnya yang rada gokil di Milly & Mamet) dan Kelly Tandiono (berperan antagonis juga di film Gundala). Sementara sutradara dan produsernya masih dipegang oleh Riri Riza dan Mira Lesmana. Salah satu penulis naskah juga sama dengan yang di Petualangan Sherina yaitu Jujur Prananto. Uniknya, Sherina menjadi salah satu pengembang naskah dan penata musik dari film ini.
Film Petualangan Sherina 2 (2023) menceritakan tentang Sherina yang telah dewasa mendapatkan tugas di hutan raya Kalimantan dan tak sengaja bertemu dengan Sadam yang menjadi program manager organisasi konservasi orang utan tempatnya meliput. Ketika melepas orang utan dewasa bersama bayinya di hutan, mereka harus menghadapi sekelompok pencuri yang berusaha menangkap hewan tersebut. Rupanya para pencuri adalah sindikat perdagangan ilegal yang dapat mengancam keselamatan Sherina dan Sadam, sekaligus mengacau persahabatan mereka lagi.
Film ini dibuka dengan Sherina yang kini telah dewasa, tampak sangat bersemangat pergi ke kantor. Dia bernyanyi senang bersama rekan-rekan kerjanya. Sherina adalah jurnalis yang disebut-sebut terbaik di media NEX TV. Ia dan kameramennya, Aryo telah menyusun rencana peliputan ke Davos, Swiss dalam rangka kegiatan World Economic Forum. Sayangnya bukan mereka yang terpilih. Sherina dan Aryo justru ditugaskan untuk meliput ke hutan Kalimantan. Melihat Sherina yang gundah membuat sang ayah membongkar benda-benda masa kecil sang putri. Sherina menemukannya dan tersenyum lebar, memakai tas semasa kecilnya untuk pergi ke Kalimantan.
Sampai di tempat peliputan, Sherina disambut donat kesukaannya dan terkejut dengan siapa sosok yang membelikan cemilan itu, Sadam Ardiwilaga! Lelaki itu sudah cukup lama putus kontak dengannya, sekitar 10 tahun padahal mereka satu sekolah dari SD sampai SMA. Sadam menyambut Sherina dan Aryo dengan hangat, mengajak mereka melihat-lihat hutan dan interaksi para orang utan yang ternyata ada sekolahnya sendiri. Sherina kagum dengan pekerjaan Sadam sebagai program manager di LSM konservasi orang utan Kalimantan – OUKAL, membuatnya menulis catatan jurnalistik dan tidak menghiraukan curhatan Aryo tentang tim yang berangkat ke Swiss.
Film Petualangan Sherina 2 (2023) memiliki formula yang mirip dengan film pertamanya. Jika masih kecil, Sherina sedih karena pindah sekolah ke Bandung setelah cukup lama tinggal di Jakarta dan memiliki banyak teman. Sedangkan di film ini, Sherina kecewa karena harapannya meliput ke Swiss gagal karena malah disuruh pergi ke Kalimantan. Selain itu banyak hal-hal perulangan dari film pertama tampil di film ini baik dari alur maupun benda atau bahkan makanan! Ini membuat kita jadi mudah bernostalgia ke tahun 2000. Beberapa di antaranya :
Alur ceritanya rapi, perpindahan adegan juga sangat smooth. Walau memang film ini memiliki banyak pemeran orang dewasa dengan satu aktris cilik, tetapi ceritanya benar-benar untuk segmentasi semua umur terlebih anak-anak. Sehingga alur ke depannya seperti mudah tertebak dengan sorotan kamera yang seolah-olah menunjukkan akan ada apa selanjutnya. Menurutku pada bagian Sherina mengenali kaki-tangan Syailendra di Jakarta itu yang sedikit tak terduga sih.
Cerita film ini ternyata diprakarsai oleh Sherina. Sebelumnya Riri Riza dan Mira Lesmana berpikir untuk membuat reboot film Petualangan Sherina. Namun Sherina malah berpikir akan lebih bagus jika mereka mau membuat sekuelnya. Kebetulan Sherina akan menjadi relawan sementara di Kalimantan dalam pelepasan orang utan ke hutan, jadi sekalian dia mengajak mereka ikut kesana.
Secara keseluruhan aku merasa cerita film ini bagus, terlebih ada isu sosial yang sangat jarang diangkat di Indonesia yaitu mengenai perdagangan hewan secara ilegal. Dengan melindungi satwa langka berarti kita juga menyelamatkan hutan. Dari sini aku jadi tahu beberapa hal tentang orang utan yang ternyata ada sekolahnya, jadi tidak bisa melepas mereka sembarangan ke dalam hutan. Orang utan juga menyebarkan biji-bijian ketika makan karena berpindah kesana kemari sehingga membantu melestarikan hutan. Keren sih pesan moralnya, mungkin karena itu film ini menyasar semua umur, agar anak-anak juga bisa belajar pentingnya hutan dalam kehidupan dengan bersama-sama ikut melindungi hewan langka.
Review selengkapnya bisa lihat di link berikut ya 🙂